BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Satu Hati, Satu Jiwa Meningkatkan Mutu Pendidikan Anak Bangsa

Nai Ca Anggit

Tuka Caleleng

Pribahasa Manggarai yang berarti Satu Hati Satu Jiwa sangat tepat mewakili Program KIAT Guru. Program yang digagas dengan melibatkan kerjasama dari para pihak yaitu kepala sekolah, kepala desa, guru, Kelompok Penerima Layanan/KPL, kader desa, pengawas sekolah dan pemerintah kabupaten dibawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Desa dan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa (BPMPD) bekerja bersama meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di daerah mereka. Untuk Manggarai Barat program Rintisan ini dilaksanakan di 29 Desa dan Manggarai Timur dilaksanakan di 25 Desa.

Program KIAT Guru mengaitkan pembayaran Tunjangan Profesi Guru dengan kinerja. Tunjangan guru semakin tahun semakin bertambah. Di tahun 2018, anggaran untuk Tunjangan Profesi adalah Rp.72 trilliun. Hasil penelitian Bank Dunia menunjukkan Tunjangan Profesi sebesar satu kali gaji pokok tidak signifikan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya hasil belajar murid Indonesia di tes internasional seperti TIMSS dan PISA walaupun kurikulum sudah diganti dan tunjangan guru sudah diberikan.

Dengan adanya program ini diharapkan ada tools dan instrumen yang baik untuk memastikan guru mendapatkan Tunjangan Profesi sesuai dengan kinerjanya. Selama kurang lebih dua tahun program ini berjalan, terdapat beberapa perubahan diantaranya sebelum rintisan KIAT Guru, masyarakat memberikan nilai 68 dari 100 untuk tingkat kehadiran guru, dan nilai 55 dari 100 untuk kualitas layanan guru. Setelah delapan bulan berjalannya KIAT Guru, nilai kehadiran guru meningkat menjadi 91, dan nilai kualitas layanan guru meningkat menjadi 92. Sebelum rintisan KIAT Guru dimulai, 15 persen murid kelas 1 hingga 5 SD belum mengenal huruf, dan tujuh persen belum mengenal angka. Hasil tes cepat yang dilakukan oleh Kader Desa dan Kelompok Pengguna Layanan setelah KIAT Guru menemukan hanya 9 persen murid yang sekarang belum mengenal huruf dan 4 persen murid yang masih belum mengenal angka.

Melihat perubahan ini, penting untuk menyusun strategi  keberlanjutan agar program ini dapat berhasil. Untuk itu, para pemangku kepentingan dimampukan untuk melaksanakan rintisan Tunjangan Khusus berbasis kehadiran dan layanan secara mandiri, khususnya paska Juni 2018. Beberapa penguatan yang diberikan adalah penguatan bagi Kader Desa, Kelompok Pengguna Layanan, maupun sekolah untuk terus melakukan penilaian bulanan terhadap kesepakatan layanan yang telah dibuat dengan dukungan dari Pemerintah Desa setempat. Selain itu, penguatan juga akan dilakukan pada peran Camat, UPTD/UPPK/Cabang Dinas Pendidikan maupun Dinas Pendidikan, BPMPD dan OPD terkait dalam mengkoordinasikan kegiatan yang dilakukan masing-masing aktor di tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten. 

Salah satu bentuk penguatan yang diberikan kepada Kader desa adalah dengan melakukan pelatihan evaluasi janji layanan. Mengapa hanya kader? Kader memegang peran penting sebagai fasilitator pelaksanaan KIAT Guru di desa, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan hingga pelaporan. Memang, selama ini pekerjaan kader banyak dibantu oleh Fasilitator Masyarakat KIAT Guru Kabupaten. Pasca Juni 2018, tidak ada lagi pendampingan sehingga kader desa yang berperan memastikan semua tahapan penilaian dan pelaporan berjalan benar tentunya koordinasi dan kerjasama dengan para pihak di desa dan sekolah.  Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan Kader, KPL, Komite Sekolah, Kepala Sekolah dan Pemerintah Desa dalam mengelola penilaian dan pelaporan  janji layanan KIAT Guru 2018 serta menyusun rencana kerja pemangku kepentingan semester I 2018.

Secara paralel Kabupaten Manggarai Timur dan Manggarai Barat melaksanakan pelatihan Evaluasi Janji Layanan pada tanggal 13 dan 14 April 2018. Sebanyak 25 Kader di Manggarai Timur dan 29 Kader di Manggarai Barat mengikuti seluruh rangkaian pelatihan yang dimulai dengan tahapan awal mempersiapkan kader menjadi fasilitator yang baik.  Seorang fasilitator yang baik adalah seorang pembelajar yang baik. Pembelajar yang baik bisa belajar dari siapa dan apa saja, dari  membaca, anak, guru, orang tua, masyarakat, ataupun dari alam raya. 

“Kunci utama seorang fasilitator adalah banyak bertanya, mendengarkan, dan membuat kesimpulan”. Setiap kader nantinya akan membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya agar bisa belajar bagaimana seharusnya menjadi fasilitator yang baik”ujar Tati, Fasilitator Masyarakat KIAT Guru Manggarai Timur

Berikutnya Kader dibekali dengan langkah-langkah yang tepat dalam mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan evaluasi janji layanan, kader, dan KPL, sehingga perlahan-lahan dengan membaca nyaring di setiap kelompok, diharapkan dapat memahaminya bersama-sama. Kemudian secara berkelompok kader mempersiapkan evaluasi janji layanan, untuk mempermudah proses evaluasi dan usulan perbaikan janji layanan untuk enam bulan kedepannya dan mengingatkan bahwa janji layanan harus terkait tiga kelompok besar yaitu:

Kehadiran : Janji-jani yang terkait untuk memastikan  kehadiran guru dan murid di sekolah dan di kelas
Pengajaran dan pembelajaran yakni janji yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dasar khususnya membaca dan berhitung
Pengembangan karakter anak, yakni janji yang berhubungan dengan pengembangan karakter agar anak tangguh dalam menghadapi masa depannya sendri, memiliki keterampilan  dan teladan yang baik, menghormati dan mencintai orang tua/ sesama serta budaya, bahasa dan bangsanya.
Simulasi dan bermain peran dalam melaksanakan pelatihan evaluasi janji layanan menjadi suatu proses yang menarik, masing-masing anggota kelompok memiliki peran masing-masing dan terlihat jelas dinamika dan keberagaman pengetahuan dan pengalaman mereka dalam melaksanakan KIAT Guru ini. Sumbang ide, pengalaman menjadi sesuatu yang dipertukarkan pada pelatihan ini. Awalnya masih terlihat kikuk, namun setelah berinteraksi dan praktik/simulasi berulang kali para kader mulai terbiasa. Di sela-sela pelatihan, ada game dan hiburan menambah menarik pelatihan ini.

Di akhir pelatihan, peserta bersama-sama menyusun rencana tindak lanjut agar setelah pelatihan peserta dapat melaksanakan kegiatan evaluasi di desa.

“Kami rela bekerja tanpa pamrih, betul-betul tulus agar mutu pendidikan di desa kami meningkat. Walaupun belum ada dukungan dari pemerintah desa, namun ini tidak melunturkan semangat dan komitmen kami mendukung KIAT Guru” testimoni Bapak Philipus Modo Kader Desa Golo Langsung/SDN Pengka Manggarai Barat.  

“Terimakasih kepada KIAT Guru yang telah membekali kami dengan banyak pengetahuan dan keterampilan memfasilitasi kegiatan, ada rasa bangga sebagia kader. Terimakasih kepada fasilitator masyarakat yang terus memberikan motivasi kepada kami dengan caranya masing-masing” testimoni Bapak Paulus Pan Kader Desa Batu Baru/SDI Jimbor Manggarai Barat.

Di akhir sambutan Bapak Yusran Laitupa (Direktur Eksekutif BaKTI) berpesan agar pengetahuan yang diperoleh selama pelatihan ini, dapat diterapkan dalam berbagai kegiatan di desa bukan hanya sebatas kegiatan KIAT Guru. Semakin banyak latihan, hasilnya pasti semakin bagus. “Perubahan telah terjadi, mari buat perubahan lebih banyak lagi dari tangan-tangan Ibu/Bapak, agar kita semua menjadi berkah bagi orang lain” Ucap Pak Yusran di akhir sambutannya. Perkataan beliau, diaminkan oleh peserta dan Bapak Pinton (Sekretaris Bappeda Manggarai Barat) mewakili pemerintah kabupaten menutup pelatihan ini dengan pesan “Saya bangga melihat antusias Ibu/Bapak Kader. Pemerintah akan terus mendukung program ini dan mengharapkan kerjasama yang kuat dari para kader meneruskan KIAT Guru secara mandiri menuju peningkatan kualitas pendidikan di Manggarai Barat”

Satu-persatu harapan kader yang dituliskan di secarik kertas diawal pelatihan mulai terwujud. Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama 2 hari pelatihan, membuat peserta tidak sabar untuk kembali ke desa meneruskan kerja mereka sebagai Kader Mandiri.