BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Berlayar Menjumpai Pasien hingga ke Pelosok Negeri

Oleh FRANSISKUS PATI HERIN

BPJS Kesehatan telah memulai sebuah langkah baru. Tak hanya mendorong pencapaian cakupan kesehatan semesta, bersama kapal rumah sakit terapung, mereka datang menjumpai pasien hingga ke pelosok negeri.


Di pesisir Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur, Minggu (16/7/2023) petang, tercipta momentum bersejarah bagi pelayanan kesehatan di Indonesia. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memulai kolaborasi dengan rumah sakit terapung dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat di pelosok negeri.

Beberapa saat setelah matahari bergerak turun menembus cakrawala, Kapal Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga berlayar meninggalkan pesisir Teluk Kupang. Di atas permukaan laut yang teduh, haluan kapal kayu berbobot 114 gros ton itu mengarah ke Pulau Rote di Kabupaten Rote Ndao. Pulau itu berjarak lebih kurang 60 mil laut (111 kilometer) arah selatan Kupang.

RS Terapung Ksatria Airlangga diperkuat lebih kurang 20 tenaga kesehatan, mulai dari perawat hingga dokter spesialis. Mereka bekerja sebagai sukarelawan melayani pasien di wilayah pelosok sejak tahun 2017. Total 86 pulau sudah didatangi. Lebih kurang 2.500 orang yang menerima pelayanan kesehatan secara cuma-cuma dari mereka.

Di dalam kapal itu, petugas medis memberi tindakan seperti suntikan, perawatan luka, rontgen, operasi caesar, hingga operasi mata. ”Ruangan operasi kami tempatkan di dek bagian bawah kapal agar minim guncangan,” kata Direktur RS Terapung Ksatria Airlangga Agus Harianto.


Berbeda dengan pelayaran sebelumnya, pelayaran kali ini mendapat dukungan moril yang semakin kuat. Beberapa jam sebelum lepas tali, di atas kapal itu dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara BPJS Kesehatan dan pihak rumah sakit. Artinya, rumah sakit terapung itu ikut menjadi mitra BPJS Kesehatan.

Dengan demikian, biaya pelayanan terhadap peserta BPJS Kesehatan oleh rumah sakit itu dapat diklaim ke BPJS Kesehatan. Kerja sama itu baru pertama kali di Indonesia. Rumah sakit terapung disetarakan dengan rumah sakit tipe C di darat. Proses klaim diatur dengan mekanisme tersendiri. ”Artinya, BPJS Kesehatan sudah mengakui rumah sakit kapal,” ujar Agus.

Kehadiran rumah sakit terapung sangat membantu masyarakat yang hampir semua dari kalangan ekonomi lemah.

Tiba di Pulau Rote, pelayanan kesehatan dilakukan, mulai dari pemberian obat generik, pemeriksaan kesehatan secara umum, operasi katarak, hingga deteksi penyakit jantung. Proses pelayanan kesehatan gratis itu berlangsung selama satu minggu sebelum kapal melanjutkan lagi perjalanan ke pulau lain.

Selama ini, pelayanan tersebut tidak tersedia di fasilitas kesehatan setempat. Untuk operasi katarak, misalnya, warga di pulau paling selatan Indonesia itu harus datang ke Kupang. Pasien menghabiskan waktu dan biaya yang tidak sedikit. ”Kehadiran rumah sakit terapung sangat membantu masyarakat yang hampir semua dari kalangan ekonomi lemah,” ujar Gunex Relebulan (33), warga Rote.

Menurut Gunex, banyak masyarakat di Rote sudah terdaftar sebagai anggota BPJS Kesehatan sejak sistem itu mulai diterapkan pada 2014. Biaya kepesertaan mereka ditanggung oleh negara. Sayangnya, mereka belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai lantaran minimnya fasilitas kesehatan dan ketiadaan tenaga medis.

Berdasarkan data BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kupang, hingga akhir Juni 2023, warga Kabupaten Rote Ndao yang terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan sebanyak 148.167 jiwa atau 99,03 persen dari total penduduk. Kabupaten itu sudah mencapai cakupan kesehatan semesta (universal health coverage/UHC).

Masih periode yang sama, untuk skala Provinsi NTT, jumlah peserta BPJS Kesehatan sebanyak 5.551.027 jiwa atau 100,14 persen. NTT juga sudah mencapai UHC. Untuk nasional, jumlah masyarakat Indonesia yang terdaftar 256,8 juta jiwa atau 92 persen dari jumlah penduduk. Dikatakan UCH jika kepesertaan berada pada angka sama dengan atau lebih dari 95 persen.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti, seusai penandatanganan perjanjian kerja sama itu, mengatakan, kemitraan dengan rumah sakit kapal baru pertama kali dilakukan BPJS Kesehatan. Tujuannya adalah demi menghadirkan pelayanan bagi masyarakat di pelosok. Kerja sama itu dengan nomenklatur pelayanan ke Daerah Belum Tersedia Fasilitas Kesehatan Memenuhi Syarat (DBTFMS).

Kendati penyediaan infrastruktur kesehatan bukan menjadi tanggung jawab BPJS Kesehatan, kata Ghufron, pihaknya berupaya ikut mengambil tanggung jawab tersebut. Alasannya, banyak peserta BPJS Kesehatan yang tinggal di pelosok-pelosok belum mendapatkan pelayanan kesehatan memadai.

Kondisi itu lantaran minimnya infrastruktur kesehatan dan ketiadaan tenaga kesehatan. Kedua hal itu menjadi domain Kementerian Kesehatan atau dinas kesehatan di level provinsi hingga kabupaten/kota.


Ke depan, lanjut Ghufron, pihaknya akan terus menjajaki kerja sama dengan rumah sakit terapung lainnya agar semakin banyak masyarakat di pelosok yang terlayani. Wilayah Indonesia timur menjadi salah satu fokus perhatian. ”Dalam semangat gotong royong, bersama rumah sakit terapung ini, BPJS Kesehatan merasa perlu hadir untuk mereka yang membutuhkan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT Ruth D Laiskodat mengapresiasi kerja sama BPJS Kesehatan dengan RS Terapung Ksatria Airlangga yang memulai pelayanan dari NTT. Dengan kondisi wilayah kepulauan, pelayanan tersebut sangat dibutuhkan. NTT terdiri dari 1.192 pulau dengan 42 pulau berpenghuni yang tersebar dalam 22 kabupaten/kota.

Diakui Ruth, banyak warga tidak tertolong lantaran jauh dari rumah sakit yang semuanya berada di ibu kota kabupaten. Fasilitas kesehatan yang tersedia juga belum memadai. Rumah sakit dengan fasilitas lebih lengkap berada di Kupang, ibu kota provinsi. Untuk datang ke Kupang, perlu biaya yang tidak sedikit.

Menurut dia, Pemprov NTT sempat berencana mengadakan kapal rumah sakit terapung untuk menjawab kesenjangan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut. Namun, rencana itu tak dapat terealisasi lantaran sebagian anggaran digunakan dalam penanggulangan pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.

Kini BPJS Kesehatan telah memulai sebuah langkah baru. Tak hanya mengejar tercapainya UHC, bersama kapal rumah sakit terapung, mereka datang menjumpai masyarakat di pelosok negeri yang selama ini kerap tidak terlayani dengan baik.

Sumber: https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/08/04/berlayar-menjumpai-pasien-hingga-ke-pelosok-negeri