BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Meningkatkan Proses Berpikir Kreatif Siswa

Sumber : https://lh3.googleusercontent.com/proxy/J21q1Bn9_OV5bS8loMNvGIXh1DukwcFEYTbq-CGSSk6MqR4jFYqD9KZqNDQjSsCJDlFhTPBp-6zszmepPUrTCpkhTF5x5pwci_jh7-g-fJr_7CU

Berpikir kreatif diperlukan dalam setiap kehidupan manusia terutama untuk memecahkan setiap masalah dan hambatan yang dialami di setiap jenjang kehidupan. Oleh karenanya, kemampuan untuk berpikir kreatif wajib diasah sejak di bangku sekolah.

Di sekolah, secara spesifik pelajaran kreatif memang tidak ada, tapi bukan berarti belajar untuk berpikir kreatif di setiap pelajaran tidak bisa. Kreatifitas tidak dibatasi hanya pada pelajaran seni saja seperti menggambar, musik atau pelajaran tari, tetapi semua pelajaran di sekolah bisa menjadi ajang kreatifitas siswa.

Misalnya dalam pelajaran sains, siswa bisa berpikir secara kreatif project-project sains yang ingin dilakukan, dalam pelajaran matematika, penerapan secara sederhana ilmu matematika dalam kehidupan membutuhkan proses berpikir kreatif, dalam bidang ilmu sosial kreatifitas banyak yang bisa dilakukan karena ilmu sosial belajar tentang hubungan antar manusia.

Untuk mengasah kemampuan berpikir kreatif banyak cara yang bisa dilakukan di dalam kelas maupun di dalam lingkungan keluarga, diantaranya dengan :

1. Cara Catatan Da Vinci


Leonardo Da Vinci adalah seorang ilmuwan, seniman, arsitek, penemu, filsuf yang sangat terkenal dari Italia. Beliau hidup di abad 15 dan mempunyai banyak murid.

Da Vinci memiliki catatan hingga 7000 halaman yang berisi bermacam-macam pertanyaan, gambar, observasi, perhitungan dan sketsa. Da Vinci membuat sebagai kebiasaan untuk menulis, menggambar di catatannya setiap hari. Dan dari catatan tersebut, Da Vinci berhasil menciptakan banyak hal dan hingga abad ke 21, peninggalan-peninggalan Leonardo Da Vinci masih terus digali dan dipelajari

Cara Da Vinci untuk mengasah kreativitasnya ini dapat dicontoh dan diterapkan saat ini. Setiap siswa bisa mempunyai catatan “Da Vinci” nya masing-masing, yang digunakan untuk menulis, mencoret-coret, menggambar setiap ide, kejadian, masalah yang ditemui setiap saat.

Di saat guru melontarkan pertanyaan ke siswa “ada pertanyaan ?” atas materi yang baru saja diajarkan, siswa belum tentu mempunyai pertanyaan karena tidak semua bisa memproses penjelasan guru saat itu juga. Setelah mempelajari kembali materi yang diajarkan, berdiskusi dengan teman-temannya, mengerjakan tugas dari guru, siswa bisa mempunyai pertanyaan atas materi yang diajarkan guru. Dan segera menuliskan pertanyaan yang muncul untuk ditanyakan kepada guru materi di kesempatan lain.

Catatan Da Vinci yang dimiliki siswa, tidak hanya untuk menulis pertanyaan untuk pelajaran sekolah, tetapi juga bisa ide yang muncul di saat jalan-jalan, di rumah dan dimanapun. Atau juga menggambar apa saja yang ada di pikiran dituangkan dalam catatan ini.

2. Menggunakan Cara Pemikiran Desain


Sumber : https://www.canva.com/learn/19-ideas-to-promote-more-creativity-in-your-classroom/

Banyak perusahaan-perusahaan besar di dunia yang menggunakan pemikiran desain (Design Thinking) sebagai strategi dan inovasi untuk perusahaan tersebut. Perusahaan dunia seperti Apple, IBM, Nike, SAP dan P&G merupakan perusahaan yang berdasarkan Pemikiran Desain dan inovasi-inovasinya hampir selalu meledak dan diterima pasar dunia.

Pemikiran Desain bukan berarti membuat desain. Tapi berpikir seperti seorang desainer, terutama untuk mereka yang bukan desainer, adalah bagaimana menggunakan cara-cara kreatif untuk mengatasi berbagai masalah. Dengan berpikir seperti seorang desainer akan menggunakan logika, imajinasi, penalaran dan intuisi untuk mengeksplorasi segala kemungkinan yang bisa terjadi dan menciptakan sesuatu.

Siswa bisa berlatih fase-fase bagaimana sebuah pemikiran desain. Pemikiran desain ini juga tidak hanya bisa diterapkan di pelajaran seni, tetapi juga bisa untuk pelajaran lain. Siswa bisa diberi tugas membuat project sains ataupun project sosial. Selain itu pada beberapa sekolah, ada yang mempunyai pelajaran muatan lokal, entrepreneur. Pemikiran desain sangat dibutuhkan oleh seorang entrepreneur.

Fase-fase dalam pemikiran desain :

  • Ada permasalahan yang harus diselesaikan. Bagaimana saya memecahkan masalah ? Bagaimana orang lain memecahkan masalah ? Apakah hal ini diperlukan oleh orang lain?
  • Mendefinisikan permasalahan. Batasan masalah sampai dimana, cukup luas agar bisa menggunakan cara-cara kreatif secara leluasa, tetapi cukup sempit agar permasalahan tetap fokus.
  • Mencari ide-ide untuk memecahkan masalah. Pada fase ini, bisa menggunakan metode brainstorming, bersama-sama beberapa orang atau siswa, mencari cara, kata-kata, gambaran secara bebas untuk memecahkan masalah.
  • Dari hasil mencari ide, akhirnya bisa mendapatkan fokus cara penyelesaian masalah. Cara penyelesaian masalah yang didapatkan, dibuat menjadi sebuah kenyataan.
  • Test. Langkah terakhir adalah mencoba hasil pemecahan masalah pada audiens luas, misalnya teman siswa di kelas.

3. Diskusi

Diskusi oleh siswa sudah sering dilakukan di kelas. Mata pelajaran apapun bisa dilakukan dengan berdiskusi. Tujuan dari diskusi bisa bermacam-macam, diskusi kelompok bisa digunakan siswa untuk lebih menguasai dan mendalami materi pelajaran, diskusi antar kelompok bisa digunakan untuk melatih siswa belajar berbicara di depan audiens, juga melatih siswa berdebat ilmiah secara baik.

Bahkan, debat antar siswa sudah menjadi kompetisi baik kompetisi nasional maupun internasional.

Untuk bisa berdiskusi dengan baik, membutuhkan pengetahuan yang luas dan kreativitas agar pendapat yang dilontarkan kelompok siswa dapat diterima dengan baik oleh siswa-siswa yang lain. Pengetahuan luas dapat diperoleh dengan banyak membaca buku, melihat video-video yang bermanfaat. Mempunyai pengetahuan yang luas, akan memberi dampak juga pada cara berpikir secara kreatif.

4. Membuat Project untuk Siswa

Menerapkan cara-cara pemikiran kreatif secara nyata, salah satunya adalah dengan membuat project. Project bisa untuk pelajaran apa saja dan siswa mengerjakan projectnya secara berkelompok. Project sains, project sosial, project bahasa, entrepreneur bisa menjadi tugas para siswa.

Dalam project, siswa perlu merumuskan masalah, mencari ide, mengerjakan ide yang sudah disepakati bersama dan terakhir memperkenalkan atau mengkampanyekan projectnya pada audiens kecil, seperti teman-temannya di kelas atau siswa-siswa di kelas lain dalam satu sekolahan.

Untuk mengerjakan tugas project ini, diperlukan banyak alat pendukung. Salah satunya adalah Canva Pendidikan yang memfasilitasi guru dan murid untuk bermacam-macam kegiatan pembelajaran kreatif.

Dengan memiliki media pembelajaran kreatif, siswa akan lebih mudah untuk berlatih berpikir kreatif. Canva Pendidikan bisa diakses secara gratis oleh guru dan siswa dari SD hingga SMA. Untuk mendapatkannya, guru harus mendaftarkan terlebih dahulu di alat media pembelajaran kreatif ini.