BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Bermain Bikin Sehat, Jajan Bikin Sakit

 

Hari Sabtu, 6 Mei 2017 saya berkesempatan bermain bersama anak-anak istimewa dari SDN 08 Nanga Seran, Sintang. Sekitar 20 anak yang hadir adalah perwakilan dari kelas 4 sampai kelas 6.

 

Kegiatan yang di awali dengan perkenalan itu kemudian dilanjutkan dengan menggambar sesuai yang mereka inginkan. Terlihat sebagian besar anak perempuan menggambar bunga. Saya tidak tahu pilihan gambar bunga ini, apakah memang berkaitan dengan kodrat seorang perempuan yang menggambarkan kelembutan ataukah ada penyebab lainya sehingga menyebabkan sebagian besar anak perempuan tersebut menggambar bunga.

 

Sementara untuk anak laki laki terlihat gambarnya lebih bervariasi, ada yang menggambar pemandangan dengan dua gunung, menggambar mobil, menggambar pesawat, menggambar ikan dan lain sebagainya. Selesai menggambar kegiatan kemudian dilanjutkan dengan bermain menirukan angka sambil menggoyangkan tubuh mengikuti angka, setelah mereka menempelkan hasil gambarnya di dinding.

 

Dalam pertemuan kali ini sebetulnya saya ingin menggali harapan mereka agar prestasi belajarnya di sekolah semakin baik. Saya melihat mereka memang anak yang tinggal di kampung, yang waktu tempuhnya dari kecamatan sekitar 2 jam perjalanan, namun mereka benar benar anak yang luar biasa yang sangat berani mengungkapkan keinginan mereka. Seperti saat belajar di kelas ingin gurunya juga berada di kelas; tidak suka disuruh guru mencatat di papan tulis dan ditinggal gurunya ke kantor; ingin gurunya masuk setiap hari, ingin saat berbaris sebelum masuk kelas semua gurunya berada di depan kelas dan lain sebagainya.

 

Di saat sedang asyik tersebut saya melihat ada seorang anak perempuan yang mengeluarkan buah seperti salak, karena penasaran saya bertanya,

“buah salak kah itu?”, dijawab anak-anak ini “buah asam maram pak,”.  “Bagaimana rasanya?” tanya saya lagi. “Rasanya asam pak, coba saja.” Karena penasaran sayapun mencobanya dan rasanya benar-benar asam bercampur rasa sepet, bahkan sampai saat ini kalau mengingat buah itu, ludah saya tiba tiba mengucur deras karena ingat rasa asamnya.

Karena penasaran saya bertanya lagi, “ini kalian makan?” tanya saya. Mereka menjawab, “iya Pak, ini paling enak dimakan pakai masako”.

 

“Pakai masako?” tanya saya.

“Iya Pak,  caranya : masakonya dituang di tangan lalu asam maramnya dicocol di masako,” jawab mereka.

 

Saya melihat bagaimana dengan lahapnya anak anak ini makan asam maram dengan masako, saya baru ingat ketika tidur di penginapan di kecamatan pada hari sebelumnya, saya melihat dua anak kecil sedang makan dengan lahap, kemudian saya dekati dan bertanya dengan ibunya,

 

“wah anaknya makannya lahap sekali, lauknya apa kak?” tanya saya.

“Dia paling suka makan pakai Masako,” jawab ibunya.

“Pakai Masako, maksudnya bagaimana Kak?”

“Ya itu Pak, Masako ditaburkan di atas nasi hangat itu paling dia suka.”

Saya baru ingat pada hari-hari sebelumnya saat berkunjung ke sekolah saya memang memperoleh informasi bahwa anak-anak terbiasa jajan masako dan jajanan tidak sehat lainya yang dijual bebas di kantin sekolah, mereka juga belum terbiasa sarapan pagi ketika mau berangkat ke sekolah.

 

Ternyata banyak hal tak terduga yang saya temukan ketika tinggal bersama masyarakat di daerah perbatasan, kenyataan ini menuntut kita untuk peduli dan memberikan pemahaman tentang berbagai hal, salah satunya tentang bahaya mengkonsumsi bumbu masak instan secara berlebihan dan pentingnya sarapan pagi sebelum berangkat sekolah.

Ah semoga kalian selalu diberikan kesehatan!

Penulis : Makhrus Yusak, Petugas Lapangan KIAT Guru Kab. Sintang

AttachmentSize
Image icon mei-4.jpg72.45 KB
Related-Area: 
Topik: 
field_vote: 
No votes yet