BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Workshop Penyusunan Penelitian untuk Kebijakan:Merumuskan Kebijakan Berbasis Penelitian

Pagi yang cerah namun sedikit berawan di Bumi Wenang menyambut ramah setiap peserta Workshop yang datang dari berbagai kalangan. Peserta diantaranya berasal dari abdi negara di lingkungan Litbang Bappeda Sulawesi Utara hingga Akademisi yang nampak memenuhi ruangan yang tidak terlalu besar itu, yang diantaranya berasal dari Universitas Sam Ratulangi, Universitas Nusantara Manado, Universitas Klabat Manado, Universitas Negeri Manado, serta Universitas Pembangunan Indonesia.
Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 28 Oktober 2014 dengan mengangkat tema “Workshop Penyusunan Penelitian untuk Kebijakan”. Kegiatan workshop ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas dari para peneliti JiKTI di Sulawesi Utara dengan penekanan pada advokasi hasil penelitian. Advokasi penelitian yang dilakukan kepada pemangku kebijakan dimaksudkan agar kebijakan pembangunan di daerah benar-benar lahir dari basis penelitian yang jelas.
Sambutan Kepala Litbang, Bappeda Provinsi Sulut, Ibu Glady Rumbayan menjadi pembuka kegiatan. Menurutnya, konsistensi untuk selalu bersinergi dalam rangka mengembangkan penelitian perlu dilaksanakan bersama sebagaimana berjalannya proses pembangunan yang diawali dengan sebuah perencanaan. Hendaknya, kajian dan penelitian ditempatkan sebagai acuan utama, meskipun disadari bahwa pemerintah daerah, ditengah komitmen yang kuat dari Bapak Gubernur DR. Sinyo Harri Sarundayang untuk mengoptimalkan semua potensi SDM dari kalangan akademisi dan peneliti, namun belum dapat sepeunuhnya dapat diimplementasi oleh jajaran eksekutif termasuk oleh Bappeda dan Balai Litbang dalam realitasnya. Di akhir sambutannya, beliau kembali menekankan betapa pentingnya hasil penelitian dan kajian ilmiah sebagai bagian penting yang memperkaya perumusan kebijakan.

“Kerja-kerja dan hasil penelitian harus bersinergis dengan jalannya pembangunan daerah yang termakhtub dalam RPJMD”

Selain itu, Bapak Charles Kepel selaku POKJA Forum KTI di Sulawesi Utara dalam sambutannya memberikan penjelasan mengenai eksistensi dan peran penting JiKTI dalam mengedepankan sirkulasi hasil pengetahuan kepada para pemangku kebijakan. Beliau kembali menekankan bahwa Forum KTI merupakan organisasi yang terbuka dan independen, dimana para pemangku kepentingan yang visioner turut memberikan kontribusi aktif dalam memajukan pembangunan di KTI. Forum KTI memiliki dua sub-forum yang mendukung kerja-kerja aktif Forum KTI dari segi perencanaan, yaitu Forum Kepala Bappeda se-Kawasan Timur Indonesia, dan dari segi penelitian dan penyuplai pengetahuan, yaitu Jaringan Peneliti Kawasan Timur Indonesia (JiKTI). Dengan inisiasi dan merupakan bagian aktif dari Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI), Forum KTI dan BaKTI mengumpulkan praktik-praktik yang diinisiasi masyarakat lokal untuk kemudian disebarluaskan ke dalam tataran pemangku kebijakan baik ranah lokal, regional maupun nasional
Prof. Dr. Roni Bawole (Focal Point JiKTI Papua Barat) yang juga menjadi anggota Dewan Panel dalam Hibah Penelitian JiKTI 2014 dalam presentasinya menjelaskan tentang proposal penelitian, kerangka policy briefs serta advokasi penelitian kepada pemangku kebijakan. Sesi kedua setelah makan siang dengan pemateri yang sama digunakan untuk memberikan review kepada proposal penelitian yang dibuat sebelumnya oleh peserta. Pada kesempatan tersebut, Profesor yang sangat energik dan terlihat khas dengan warna rambut putihnya itu turut pula memberikan masukan mengenai corak atau warna serta karakteristik JiKTI dalam melakukan penelitian yang muaranya selalu berimbas pada penyusunan kebijakan.
Dalam presentasinya, Prof. Roni mengemukakan bahwa ada 11 langkah penting dalam penyusunan proposal penelitian untuk kebijakan, yaitu; 1) Judul Penelitian, 2) Identitas Pengusul, 3) Ringkasan Penelitian, 4) Latar Belakang, 5) Masalah yang diteliti, 6) Tujuan Penelitian, 7) Manfaat Penelitian, 8) Metode yang digunakan dalam penelitian, 9) Susunan keanggotaan penelitian (jika ada), 10) Rencana Anggaran Biaya, dan 11) Daftar pustaka. Langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun proposal penelitian yakni bagaimana peneliti memilih dan menentukan judul serta topik penelitian yang dalam persyaratannya memuat masalah kekinikian, menarik minat, sesuai dengan kapasitas peneliti, dan memastikan bahwa tersedia bahan, alat dan data yang digunakan sebagai alat untuk analisa.
Suatu proposal penelitian menurut Prof. Roni perlu merumuskan latar belakang masalah yang mengungkapkan rasa ‘penasaran’ dan atau ‘kegelisahan’ mengingat suatu masalah belum perpecahkan, selain disokong oleh gejala-gejala kesenjangan masalah penelitian yang mana merupakan gabungan dari kondisi lapangan versus dasar pemikiran kerangka teoritis. Selain itu, proposal perlu mengungkap kelebihan penyelesaian masalah dan kelemahan atau kerugian yang akan timbul apabila masalah tidak segera dituntaskan, dengan cara menguraikan duduk masalah yang diteliti, dan kemudian membandingkannya dengan kaitan penelitian lainnya yang relevan.

Materi selanjutnya dibawakan oleh Bapak Daud M. Liando, yang juga merupakan penerima hibah penelitian JiKTI asal Sulawesi Utara. Tentu JiKTI tidak lagi menjadi barang asing bagi Ketua Jurusan Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi ini. Oleh karenanya, materi beliau sangatlah penting bagi peserta untuk belajar dari pengalamannya perihal metode dan corak JiKTI dalam penyusunan penelitian untuk kebijakan. Dengan penjelasan menarik dan sangat mumpuni, beliau memberikan motivasi serta penjelasan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan proposal untuk kebijakan. Menurut Pak Ferry, sapaan akrab beliau, JiKTI mempunyai ciri khas yang unik, dimana hasil penelitian harus diarahkan sebagai rekomendasi bagi pemangku kebijakan atau yang disebut dengan tradisi evidence-based policy. Disamping itu, beliau turut pula membeberkan beberapa kelemahan proposal penelitian yang ada sekarang di Sulawesi Utara. Menurutnya, tidak banyak peneliti dan akademisi yang menekankan penelitian untuk diarahkan dan menyoroti persoalan anggaran public, khususnya di provinsi ini. Lebih jauh lagi, Dr. Ferry mengidentifikasi muara dari suatu penelitian perlu diarahkan untuk membangun dan membantu perumus kebijakan untuk sebagai dasar menyusun suatu kebijakan strategis.

“JiKTI hadir untuk memberikan jembatan aktif antara pemangku kebijakan, dalam hal ini pemerintah dan peneliti, yang diarahkan agar hasil penelitian dapat berbicara aktif dalam tataran perumusan kebijakan”.

Melalui Workshop Penyusunan Penelitian untuk Kebijakan ini diharapkan mendorong segenap peneliti dan akademisi untuk saling berbagi pengetahuan dan hasil penelitiannya agar dapat diarahkan bahkan didorong untuk menjadi dasar rujukan kebijakan pembangunan di daerah. Namun, diharapkan pula diakhir dari kegiatan ini, seluruh peserta dapat berpartisipasi dalam penyusunan proposal penelitian yang bercorak rekomendasi untuk kebijakan. Hal ini karena Proposal Penelitian JiKTI memiliki persyaratan yang spesifik untuk dipenuhi, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam presentasi sebelumnya. Besar harapan dari kami agar para peneliti anggota JiKTI di Provinsi Sulawesi Utara dapat meretaskan proposal penelitian yang relevan serta sesuai dengan kebutuhan yang menjawab isu-isu strategis dan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah daerah. Kedepannya, momentum sinergitas antara para peneliti yang membawa hasil penelitiannya dengan pemangku kebijakan dapat terwujud salah satunya pada kerjasama pemerintah Sulawesi Utara melalui Bappeda dan Litbang Provinsi yang turut pula melibatkan akademisi maupun peneliti dalam penyusunan Direktori Peneliti di Sulawesi Utara.

Related-Area: