BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Press Release: Ribuan petani kakao Sulawesi Tenggara menerima Premi penjualan biji sertifikasi selama 2015 senilai 5,8 Milyar Rupiah

25 Juli 2016 ribuan petani di Sulawesi Tenggara menerima premi biji kakao senilai 5,8 Milyar Rupiah hasil penjualan biji kakao bersertifikasi UTZ. Melalui koperasi setempat dan Koperasi Gabungan Gapoktan (KGG), sebagai pemegang sertifikat UTZ, para petani telah melewati serangkaian uji kualitas untuk memastikan produksi biji kakao sesuai dengan standar sertifikasi UTZ, sehingga layak menerima premi.

 

Dibawah projek SERAP, ADM Cocoa membeli 2,274 biji kakao tersertifikasi dari KGG dan petani yang telah memiliki sertifkat UTZ. Bulan November 2015, SERAP Project diambil alih oleh PT Olam Indonesia salah satu perusahaan besar dalam rantai pasokan kakao di Indonesia.

 

Komoditas kakao dalam dekade terakhir mencatat peningkatan harga signifikan hingga lebih dari dua kali lipatnya. Lebih dari pada itu, nilai permintaan terhadap komoditi ini pun terus naik secara global. BPS mendokumentasikan sebanyak 147,390 ton kakao berhasil dihasilkan di Sulawesi Tenggara pada 2014. Namun, berbagai faktor rentan mempengaruhi produksi biji kakao secara nasional, berimplikasi pada harga pasar dan harga jual bagi biji kakao milik para petani. Tak ayal, nilai produksi biji kakao cenderung turun dari tahun ke tahun. Bertani kakao adalah sebuah kerja keras karena pohon-pohonnya membutuhkan banyak perawatan, namun penghasilan petani kakao profesional bisa jauh lebih tinggi dibandingkan tanaman lainnya.

 

Menanggapi hal ini, Swisscontact melalui SCPP (Program Produksi Kakao Berkelanjutan) dan kemitraan dengan ADM Cocoa’s SERAP Project telah melatih kurang lebih 6,000 petani di kabupaten Kolaka dan Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara. Program SCPP Swisscontact telah memberdayakan lebih dari 68,000 petani kakao sejak tahun 2012. Pelatihan yang mencakup transparansi market selain teknik penananman kakao, menekankan keberlangsungan tanaman dan ekosistem. Hal ini menjadi pendekatan untuk menjawab tantangan peningkatan pendapatan petani dan pekerjaan yang mereka lakukan. Selain itu, konsumen di seluruh dunia semakin menuntut keberlanjutan dan keterlacakan dari permasok produk cokelat dan Swisscontact bersedia untuk melangkah untuk membantu memperbaiki situasi saat ini.

 

Abdul Gafur, ketua Koperasi Gabungan Gapoktan mengungkapkan komitmen dari koperasi untuk meningkatkan kualitas sertifikasi. “KGG akan terus berupaya agar jumlah petani yang tersertifikasi semakin banyak. Karena dalam program sertifikasi, akan ada asistensi dan monitoring  peningkatan produksi, hal ini menguntungkan petani kami dalam jangka panjang”, ungkapnya. Saat ini, sekitar 3.834 petani yang menerima pembayaran premium bersertifikasi UTZ secara individu, berdasarkan volume yang terlacak yang dijual KGG ke pusat-pusat pembelian”.

 

"Kami di Olam percaya bahwa model terbaik untuk memastikan komunitas kakao yang kuat serta  berkelanjutan adalah fokus pada hasil dan peningkatan kualitas, memastikan keterlacakan dan yang paling penting memberikan harga yang adil bagi para petani melalui akses pasar. Inisiatif KGG di Kolaka merupakan langkah yang tepat dan penegasan bahwa kemitraan seperti SERAP - KGG ini dapat membantu memperkuat masyarakat petani daerah. Saya yakin bahwa keberhasilan yang terjadi disini akan mampu memotivasi lainnya untuk mengikuti model mereka", dikatakan Nikhil Chandan  General Manager Olam.

“Menjadi pemegang hak sertifikasi adalah salah satu model usaha paling menjanjikan bagi koperasi, karena hal ini berarti menjamin adanya pemasukan yang memadai bagi koperasi, yang akhirnya akan menyediakan pelayanan dan keuntungan bagi anggota KGG sendiri, misalnya pemberian pelatihan, akses pinjaman, dan menjadi suara bagi para petani kakao di Kolaka dan Kolaka Timur. Saya sangat senang melihat kerja keras para petani, koperasi, dan mitra swasta dan pemerintah seperti Swisscontact membuahkan angka yang lumayan besar. Upaya terbaik lainnya adalah pembayaran premi yang dilakukan secara cashless kepada pusat pembelian dan petani bersertifikat, memberikan transparansi  secara luas dari penggunaan sertifikasi UTZ dan premi kakao berkualitas”, ungkap Manfred Borer, Country Director Swisscontact.

 

Tentang Swisscontact

Swisscontact mempromosikan pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan ekologi dengan mendukung masyarakat agar berhasil mengintegrasikan nilai nilai tersebut pada kehidupan yang memberikan nilai ekonomis. Didirikan pada 1959, Swisscontact menciptakan peluang bagi masyarakat untuk mengubah kehidupan mereka melalui usaha yang mereka lakukan. Fokus pelibatan sistematis di sektor swasta adalah untuk memperkuat rantai nilai secara lokal dan global. Melalui proyek-proyeknya, Swisscontact bekerja untuk memberikan akses pelatihan yang profesional, menyuarakan kewirausahaan lokal, menciptakan akses bagi penyedia jasa keuangan lokal, dan mendukung penggunaan sumberdaya yang efisien dengan tujuan untuk mempromosikan pekerjaan dan penghasilan yang lebih baik. Di Indonesia, Swisscontact telah bekerja selama 42 tahun dalam empat hingga lima proyek besar dengan kantor perwakilan yang tersebar di Medan, Jakarta, Bali, dan Makassar. Informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi www.swisscontact.org/indonesia

Tentang Koperasi Gabungan Gapoktan

Koperasi Gabungan Gapoktan adalah koperasi Kakao di Provinsi Sulawesi Tenggara yang didirikan pada 22 Mei 2012. Koperasi tersebut telah mendapat Badan Hukum dari Dinas Koperasi Kabupaten Kolaka pada 18 Oktober 2012 dengan No: 524/BH/XXI.4/X/2012. Dana simpanan dari 1,406 anggota per akhir April  2016 berjumlah Rp 127.246.000. Ketua Pengurus terpilih periode 2016-2019 adalah Abdul Gafur. Program sertifikasi produksi kakao yang dimplementasikan oleh Swisscontact-SERAP dan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara pada 2012 berfokus pada peningkatan kapasitas petani dan kemampuan berorganisasi untuk mendirikan Koperasi Gabungan Gapoktan bagi kepentingan anggota koperasi

 

Tentang Olam International

Olam International adalah perusahaan agribisnis terkemuka yang beroperasi dari bibit hingga rak di  70 negara, penyediaan makanan dan bahan baku industri untuk lebih 16.200 pelanggan di seluruh dunia. Sekitar 62.500 karyawan kami telah banyak menempati tampuk kepemimpinan bisnis termasuk kakao, kopi, mete, padi dan kapas. Olam mendorong terjadinya kemakmuran ekonomi, kontribusi positif bagi kesejahteraan sosial dan mengelola tata lingkungan dengan menyediakan produk pertanian dan bahan makanan yang berkesimbungan. Tujuan ambisius kami adalah memiliki end-to-end supply chain yang berkelanjutan pada tahun 2020.

Related-Area: