BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Kementerian PUPR Latih Warga Lombok Agar Bisa Bangun Rumah Tahan Gempa

Gempa tektonik yang melanda Lombok pada Juli lalu, merusak 83.800 rumah di Nusa Tenggara Barat. Pemerintah pun berupaya membangun kembali Lombok. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengembangkan rumah yang mempunyai teknologi tahan gempa. Rumah tahan gempa tersebut dinamakan Rumah Instan Sederhana dan Sehat (RISHA).
Selain tahan gempa, membangun RISHA tidak memerlukan banyak tenaga dan harga mahal. Direktur Jenderal Bina Konstruksi PUPR Syarif Burhanuddin, meyakini teknologi pembangungan RISHA pun lebih cepat dari rumah biasanya.
“Waktu pembangunan instalasi sepuluh kali lebih cepat, dan menggunakan tenaga kerja konstruksi yang juga lebih sedikit. Hanya memerlukan 3 orang pekerja,” kata Syarif Burhanuddin saat acara Pelatihan dan Sertifikasi Tenaga Terampil dalam Pembangunan RISHA, di Lombok (4/10).
Untuk terus mengembangkan dan membangun RISHA dengan cepat, Kementerian PUPR membuka pelatihan pada para tenaga terampil, seperti pandai besi, dan tukang bangunan selama tiga hari.
Mereka diajarkan merakit besi dan menyambungkan panel-panel yang didesain RISHA. Setelah mereka menjalankan pelatihan dengan baik, mereka akan mendapatkan sertifikasi.

“Sudah ada yang diberikan sertifikat berarti, sudah selesai pelatihan, kemudian dilanjutkan lagi dengan tahap ketiga, ini tentu tidak akan berhenti, jumlah 560 (tukang) bukan hanya hari ini saja, tapi kita akan tambah terus,” ucap Syarif.
Syarif mengharapkan tenaga terampil yang memiliki dasar pandai besi, bisa membangun RISHA di lingkungan tempat tinggalnya.
“Itulah saat ini kita melatih tenaga terampil, untuk bisa membangun rumah yang berteknologi tahan gempa,” ucap Syarif.
Amrullah, salah satu tukang besi yang ikut pelatihan membangun RISHA, merasa beruntung bisa diajarkan membuat rumah tahan gempa. Hanya saja ia ingin pelatihan dilakukan lebih lama agar lebih mahir lagi.
“Beruntung sekali, sangat bermanfaat, kan kita bisa ikut membangun rumah gempa ini. Cuma pelatihannya singkat, kalau lebih lama kan kita bisa jadi mahir,” kata Amrullah.
Rumah rusak di Lombok, diharapkan kembali dibangun dengan rumah tahan gempa. Selain menghilangkan trauma, juga untuk keamanan bertempat tinggal. Tidak hanya di Lombok saja, RISHA juga dibangun di wilayah lainnya yang rawan gempa.

Untuk mengembangkan teknologi RISHA ini, KemenPUPR juga memerlukan tenaga dan Sumber Daya Manusia yang terampil dan kreatif. Tenaga kreatif untuk RISHA tidak sembarang dipilih, mereka harus melewati masa pembelajaran selama tiga hari.
“(tenaga kreatif) Kompeten apa tidak, untuk merangkai besi, pada dasarnya mereka adalah tukang besi, yang dilatih untuk struktur RISHA, karena ada penulangannya, antara besi bangunan secara konvensional dengan besi RISHA. Dan RISHA lebih rumit,” ucap Anid selaku penilai sertifikat RISHA, Anid Supriyadi saat ditemui di Batching Plant Waskita Karya, Lombok, NTB.

Soal kemahiran dalam membangun RISHA, tenaga terampil akan mahir dengan sendirinya jika sudah sering turun lapangan untuk membuatnya. Bagi Anid, menyiapkan tenaga untuk mendirikan banyak RISHA dalam pelatihan tiga hari, sudah cukup mengenalkan. “Tidak serta merta langsung mahir gitu, semakin banyak semakin sering berlatih akan ada kemahiran. (Jadi) secepatnya ke lapangan,” kata Anid.

 Sumber: Source

Related-Area: