BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Kearifan Lokal Definisikan Indonesia

Tenun
Kearifan Lokal Definisikan Indonesia

JAKARTA, KOMPAS — Kain tenun Nusantara yang sangat beragam itu memuat kearifan lokal yang bernilai tinggi dan itu mendefinisikan Indonesia. Kisah-kisah filosofis di dalam motif tenun Nusantara menjadi kekuatan yang membedakan mode Indonesia dengan negara lain.

Kekayaan budaya dan kearifan lokal tenun Nusantara itu tergambar dalam peragaan busana dan peluncuran buku Perjalanan Tenun karya desainer Merdi Sihombing, di Jakarta, Selasa (12/8). Merdi mendokumentasikan perjalanannya mengeksplorasi tenun di beberapa daerah, meliputi Batak, Badui, Alor dan Ndao (Nusa Tenggara Barat), Kalimantan, dan Papua.

Kain ulos dari Batak Toba yang berkembang menjadi songket dikreasi dengan indah oleh Merdi. Bekerja sama dengan anak-anak muda di Pulau Samosir, Merdi mewarnai kain songket itu dengan daun randu. Pada koleksi lain, Merdi menyuguhkan koleksi ulos tuntuman yang dulu biasa digunakan anak muda untuk nongkrong.

Satu koleksi songket Merdi yang dikenal hingga Malaysia adalah songket batu bara. ”Songket batu bara dari Sumatera Utara ini saya punya sepuluh koleksi dan sembilan di antaranya dibeli oleh bangsawan Malaysia. Motifnya mengandung makna filosofis, yakni seorang raja harus mengikatkan diri pada rakyatnya,” papar Merdi.

Motif yang ada di dalam kain tenun itu bisa bercerita dan mengandung filosofi yang sangat dalam. Misalnya saja tenun yang motifnya terinspirasi dari suku Dayak Benoaq. ”Ada semacam motif penolak bala di rumah Betang yang disulam dengan tangan. Indah sekali dan bermakna,” ujar Merdi.

Merdi mengatakan, kearifan lokal dan filosofi yang terkandung dalam kain-kain Nusantara inilah yang sangat dihargai oleh jagat mode (fashion) mancanegara. ”Fashion seperti inilah yang membuat Indonesia bisa mengglobal. Inilah fashion Indonesia, yakni karya dari Nusantara,” tutur Merdi.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menuturkan, betapa tingginya nilai kearifan lokal itu sehingga kita sulit mengangkakannya. ”Kearifan lokal ini ada di kepala para penenun yang turun-temurun. Inilah yang harus kita pertahankan,” katanya.

Pincky Sudarman dari Alun Alun Indonesia juga sependapat dengan Merdi dan Mari. ”Kain-kain Nusantar08a ini juga high fashion (adibusana) yang kita miliki,” ujar Pincky. (IVV)




Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008299762

Related-Area: