BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Sekulum Senyum Harapan dari Seguling

                               

Seperti biasa, semua berawal dari KIAT Guru, saya ditempatkan untuk berproses di salah satu kecamatan di Kabupaten Ketapang.  Letaknya di peta berada pada titik ujung atau perbatasan dari Kabupaten ini yaitu  Kecamatan Manis Mata. Itu nama yg selalu terngiang di telinga saya, dari tujuh desa yang mendapat program KIAT Guru, lima desanya menjadi tempat dimana saya berproses dengan pemangku kepentingan desa, guru, orangtua, dan anak-anak. Tetapi bukan itu saja,  saya juga mendapat bonus berproses dengan alam, medan, dan semua hal yg ada di sini.

Sejak bulan November, saya memijakkan kaki di Kecamatan Manis Mata,  terhitung saat saya menuliskan cerita ini sudah sebelas bulan-satu minggu-dua hari. Saya merasakan perkembangan sebelum dan sesudah KIAT Guru berjalan. Kali ini saya ingin menuliskan perubahan, baik yang saya lihat saat berproses di Desa Seguling. Ibu Alma, guru sederhana di awal mula saya mengenalnya pada 5 november 2016,  masih tetap sama hingga hari ini, tapi saya melihat ibu Alma yang sekarang  semakin menyenangkan dan mengasihi anak didiknya. Itu dapat saya lihat saat ibu Alma mengajari anak kelas dua yang sekarang tampak satu perubahan sederhana yang bernilai tinggi.

                               

Saat saya melihat deretan senyuman manis anak didik ibu Alma,  ada yang membuat saya terkesan, senyuman di wajah  itu mengingatkan saya tentang cerita beberapa bulan lalu. Di senja itu saya yang ditemani Bu Alma menikmati keindahan penorama Seguling di tepi danau. Terlihat ada yang menumpangi sampan kecil di danau itu, spontan kata Bu Alma sambil menunjuk kearah sampan, "Lihat anak yang duduk di tengah-tengah itu Bu Julin, dia anak kelas dua yang putus sekolah!" Sekarang saya menemukan wajah teduh itu memakai baju seragam di deretan anak kelas dua.  Kakang dan Yudan, mereka membuat saya bahagia, mungkin mereka bukan anak yang terpintar-dilihat  dari akademik, tapi bukan berarti mereka bodoh sehingga sempat membuat mereka putus sekolah.

Saya bersyukur KIAT Guru membuat ibu Alma belajar menjadi guru yang berbesar hati dan berani mengambil resiko untuk memberikan mereka beserta anak-anak lainnya, kesempatan untuk ada di barisan anak-anak ceria yang saya lihat hari ini. Anak-anak yang  ingin terbebas dari kebodohan seperti anak-anak lainnya di seluruh Indonesia. Karena kita percaya bahwa semua anak  berhak mendapat kesempatan yang sama untuk bangkit dan maju meraih cita-cita dan masa depan yang lebih baik.

Saya tidak bisa menceritakan dengan cara yang indah tapi saya percaya Anda semua pasti setuju dengan saya bahwa senyum indah di wajah sebagian anak-anak ini juga menjadi pelengkap keindahan cerita seluruh anak indonesia yang patut kita perjuangkan, karena mereka semua berhak mendapat pendidikan yang berkualitas seperti anak-anak lainnya. Semoga dengan adanya KIAT Guru semakin banyak anak yang mendapat pendidikan yang berkualitas, serta semangat dan  senyum manis mereka tidak pudar namun selalu terlukis indah di wajahnya.

*****

KIAT Guru (Kinerja dan Akuntabilitas Guru) merupakan program rintisan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) atas dukungan Pemerintah Australia melalui World Bank, yang diimplementasikan oleh Yayasan BaKTI. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di daerah terpencil.

 

Penulis: 
Julinda Haba Lena
Wilayah: 
Jabatan: 
Fasilitator Masyarakat