BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Matawai Amahu pada Jara Hamu

Arindawalu.89@gmail.com

  

“Matawai Amahu Pada Jara Hammu” 

Matawai amahu pada jara hamu demikian Semboyan trend yang membahana sampai diseluruh pelosok sumba Timur kota Waingapu, artinya kurang lebih mata air di padang yang bagus untuk peternakan kudakata kuda melambangkan kekuatan dan keperkasaan seorang lelaki pada daerah tersebut, seorang lelaki perkasa yang menunggangi seekor kuda jantan dengan sebilai Parang (kabela) menandakan seorang ke satria dengan gagah berani membela dan mempertahankan daerah tercinta Sumba Timur dari siapa saja yang menjadi menggangu dan membuat sutau kekacaun diSumba tanah Marapu.

 Marapu adalah sebuah agama atau kepercayaan lokal yang dianut oleh masyarakat di Pulau Sumba. Lebih dari setengah penduduk Sumba memeluk agama ini. Agama ini memiliki kepercayaan pemujaan kepada nenek moyang dan leluhur. Pemeluk agama Marapu percaya bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan bahwa setelah akhir zaman mereka akan hidup kekal di dunia roh, yaitu di surga Marapu yang dikenal sebagai Prai Marapu.
Upacara keagamaan marapu seperti upacara kematian dan sebagainya selalu dilengkapi penyembelihan hewan spu adeperti kerbau dan kuda sebagai korban sembelihan. Hal tersebut sudah menjadi tradisi turun-temurun yang terus dijaga di Pulau Sumba. Marapu menjadi sangat unik  karena kita akan belajar bagaimana mempersembahkan sesaji untuk para leluhur (Parai Marapu),karena sesaji saja tidak cukup untuk di persembahakan kepada sang leluhur tetapi di butuhkan juga yang namanya pemberian iklas dari hati  Seiring dengan perkembangan Zaman / Modern marapu mulai hilang perlahan – lahan disini terlihat bahwa pengaruh dunia luar bagi suatu komunitas atau daerah berpengaruh sangat signifikan sehingga bisa menghilangkan kebiasaan dan tradisi yang sudah di turunkan oleh para lelulur kita di daerah tersebut, Tetapi bagi para tua – tua adat yang masih ada sampai saat ini marapu harus tetap di pertahan kan karena merupakan salah satu yang unik yang berada di daerah Sumba  Timur, maka sampai saat ini tradisi ini masih tetap terjaga dan bahkan mungkin tidak akan bisa di hilangkan dari muka bumi ini khususnya sumba Timur.

Mata air  di padang adalah hal yang paling di nanti- nantikan oleh setiap pengembara yang melakukan perjalanan panjang yang mencari apa yang yang menjadi tujuan dari pengembara ini, menjadi hal penting ketika dalam perjalanan panjang yang melelahkan seseorang pengembara mendapati suatu tempat Matawai (mata air)karena pada saat itulah dia mendapatkan suatu kehidupan baru yang bersumber pada air itu,betapa pentingnya mata air bagi setiap orang, Seperti seekor kuda Jantan yang berkelana mengelilingi hijaunya pulau sumba sampai pada satu titik di perjalanannya mengalami rasa letih dan dahaga dan pada saat itulah seeokor kuda perlu beristirahat dan menikmati mata air  matawai yang di suguhkan langsung dari mata airnya dan saat itulah rasa dahaga hilang seketika oleh karena air yang di minum untuk memenuhi rasa haus yang tak terhingga.

Di kejauhan beberapa kuda tampak merumput di bukit-bukit yang mulai menghijau Kuda Sandalwood yang dibiarkan liar. Barangkali itulah mengapa keahlian menunggang kuda, meanjadi sebuah pertunjukkan menarik dalam tradisi Pasola. Adu ketangkasan kuda dengan melempar lembing,Bukit bukit hijau kekuningan yang hanya ditumbuhi rumput itu seakan menjelaskan makna dari “matawai amahu pada jara hammu” - mata air di padang yang baik untuk kuda …

 

 

 

 

 

field_vote: 
No votes yet