BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

1.000 Ton Tuna Tiap Tahun Keluar dari Donggala

Perikanan Tangkap
1.000 Ton Tuna Tiap Tahun Keluar dari Donggala

DONGGALA, KOMPAS — Saat ini produksi ikan tuna dari Sulawesi Tengah amat menjanjikan. Setiap tahun tercatat sekitar 1.000 ton ikan tuna terdistribusi dari Pelabuhan Pendaratan Ikan Donggala, Sulteng. Peluang untuk ekspor pun terbuka lebar.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo menyampaikan, jumlah produksi itu tidak termasuk yang terdistribusikan di luar Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Donggala. Data produksi riil ikan tuna jauh di atas angka itu.

”Perairan Sulteng, yang meliputi Selat Makassar, salah satu penghasil tuna di Indonesia,” kata Hasanuddin, Sabtu (12/4), di PPI Donggala. Saat itu, ia meninjau tempat penyimpanan tuna manual (ikan dibekukan dengan es) di Kabupaten Donggala.

Di Sulteng baru PPI Donggala yang secara resmi mencatat distribusi ikan tuna ke Makassar, Sulawesi Selatan, atau Surabaya, Jawa Timur. Pintu keluar yang lain, seperti Luwuk, ibu kota Kabupaten Banggai, Sulteng, belum memiliki data terkait produksi dan distribusi ikan tuna.

Selama ini tuna dari Sulteng dijual ke Makassar atau Surabaya. Hasanuddin menargetkan mulai 2015 Sulteng sudah dapat langsung mengekspor tuna ke Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa. ”Kendalanya adalah fasilitas pembekuan belum ada. Padahal, fasilitas itu sesuai standar kualitas yang dituntut. Ini yang sedang diperjuangkan,” ujarnya.

Menurut Hasanuddin dibutuhkan dana Rp 3 miliar untuk membangun fasilitas pembekuan (air blast freezer) dan ruang penyimpanan (cold storage). Dana itu sudah diajukan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan. ”Jika diterima, target ekspor tahun 2015 bisa tercapai,” kata dia.

PPI Donggala memiliki gedung pembekuan dan penyimpanan dengan kapasitas mencapai 50 ton ikan. Air sebagai unsur pendukung pun tersedia.

Hasanuddin melanjutkan, keberadaan fasilitas pembekuan dan penyimpanan akan meningkatkan nilai tambah. Selain harga ikan terdongkrak dengan pendeknya jalur distribusi, darah dan sisik ikan tuna juga bisa diolah menjadi pupuk.
Pacu nelayan

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) PPI Donggala Agus Sudaryanto menyatakan siap memacu nelayan untuk melipatgandakan produksi ikan tuna sesuai dengan pengaturan standar kualitas ekspor. ”Berdasarkan catatan kami, pasokan ikan tuna selama ini stabil. Tidak ada masalah kalau tuna diekspor langsung dari sini,” tuturnya.

Effendi, seorang nelayan, menyambut baik target Pemprov Sulteng untuk mengekspor tuna langsung dari Donggala. ”Kalau itu dijaga, target ekspor akan menggerakkan produksi ikan lebih banyak lagi,” ucapnya.

Harga ikan tuna dengan kualitas tinggi di tingkat nelayan sekitar Rp 30.000 per kilogram. Harga tuna dari Indonesia di pasar internasional tak kurang dari Rp 120.000 per kilogram. (VDL)

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000006061656