Pengungsi Palue
14,9 Hektar Lahan Disiapkan untuk Relokasi
MAUMERE, KOMPAS — Lahan seluas 14,9 hektar di kawasan konservasi di Pulau Besar, Kecamatan Alok Timur, sejak pekan lalu ditata untuk permukiman pengungsi korban erupsi Gunung Rokatenda asal Pulau Palue, Sikka, Nusa Tenggara Timur. Di kawasan itu akan dibangun rumah sederhana bagi 126 keluarga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sikka Silvanus Tibo, di Maumere, Rabu (19/2), mengatakan, pembangunan permukiman para pengungsi terlambat lebih kurang enam bulan sejak letusan terakhir Rokatenda pada Agustus 2013. Alih fungsi lahan di kawasan konservasi harus dengan persetujuan Menteri Kehutanan. Pulau Besar berada di sebelah utara Maumere, Sikka, Pulau Flores.
”Penataan lokasi di Pulau Besar baru dimulai setelah Pemrintah Kabupaten Sikka memperoleh persetujuan dari Menteri Kehutanan sekitar bulan lalu. Untuk tahap awal atas lahan seluas hampir 15 hektar,” ujar Silvanus. Relokasi itu merupakan tahap awal. Pengungsi asal Palue saat ini berjumlah 1.107 keluarga. Dari jumlah itu, sekitar 700 keluarga tinggal di sejumlah penampungan dan rumah keluarga di Sikka serta 407 keluarga di pesisir utara Kabupaten Ende di sebelah barat Sikka.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kehutanan Sikka Daeng Bakir mengatakan, luas kawasan konservasi Pulau Besar 400 hektar. Sesuai permohonan pemerintah setempat, Menteri Kehutanan mengizinkan pemanfaatan lahan seluas 14,9 hektar untuk permukiman pengungsi, dengan penegasan ”boleh digunakan”.
Namun, para pengungsi yang akan ditempatkan di Pulau Besar, selain sebagai nelayan, juga membutuhkan lahan untuk berkebun seluas lebih kurang 132 hektar. ”Kami sedang menunggu proses review dan SK Menteri Kehutanan yang menegaskan bahwa sebagian kawasan konservasi Pulau Besar secara resmi beralih fungsi menjadi lokasi permukiman dan lahan garapan bagi para pengungsi,” ujarnya. (ANS)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000004955929
-
- Log in to post comments
- 258 reads