Apec
Disepakati, Peta Jalan Perdagangan Bebas
BEIJING, KOMPAS — Para pemimpin anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Selasa (11/11), sepakat mendukung peta jalan menuju Kawasan Perdagangan Bebas di Asia Pasifik yang diusulkan Beijing. Hal itu dideklarasikan Presiden Tiongkok Xi Jinping sebagai tuan rumah bersama pemimpin 20 anggota lainnya dalam penutupan Konferensi Tingkat Tinggi APEC di tepi Danau Yangi, seperti dilaporkan wartawan Kompas, C Wahyu Haryo PS, dari Beijing, Tiongkok.
Xi menilai kesepakatan itu sebagai langkah bersejarah yang mencerminkan keyakinan dan komitmen anggota APEC mempromosikan integrasi ekonomi regional. Presiden Tiongkok menyebut, dukungan tersebut melambangkan dimulainya kajian untuk pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas di Asia Pasifik (FTAAP) yang berlangsung selama dua tahun.
Konsep FTAAP dari Tiongkok dipandang sebagai tandingan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang digagas Amerika Serikat, yang melibatkan 12 negara lain di lingkar Pasifik, seperti Jepang, Kanada, Australia, dan Meksiko, tetapi mengecualikan Tiongkok dan Rusia. TPP dilihat sebagai respons AS atas meningkatnya pengaruh Tiongkok. Namun, hal itu dibantah Presiden AS Barack Obama dalam wawancara dengan kantor berita Xinhua.
Hati-hati
Indonesia memilih berhati-hati menyikapi, baik proposal FTAAP maupun TPP. Indonesia senantiasa memperhitungkan seberapa jauh kepentingan nasional terakomodasi dalam proposal perdagangan bebas itu.
”Kita harus berkalkulasi dulu produk-produk kita, apa yang menguntungkan kita. Jangan kita ditarik untuk kepentingan mereka,” kata Presiden Joko Widodo. Untuk masuk dalam perdagangan bebas di kawasan, perlu dicermati seberapa jauh produk Indonesia, seperti rotan, kelapa sawit, karet, dan perikanan, diterima pasar dan menguntungkan rakyat atau tidak.
”Kita juga harus berani meminta mereka membuka hambatan terhadap komoditas kita. Jangan kita diminta membuka dan produk orang lain membanjiri negeri kita,” kata Presiden.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menyatakan, Indonesia meminta perwujudan FTAAP dilakukan secara bertahap dengan tetap memperhatikan dimensi pembangunan yang berorientasi kepada rakyat.
APEC di Beijing juga menyepakati adanya cetak biru konektivitas untuk mendukung keterhubungan kawasan APEC. Konektivitas ini berdampak positif terhadap maritim di Nusantara karena mendukung kinerja rantai pasok perdagangan. Rachmat berpandangan, Indonesia perlu memperkuat industri dalam negeri agar konektivitas kawasan dapat membawa manfaat di dalam negeri untuk mengekspor produk lebih banyak.
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menambahkan, tak banyak persoalan mengemuka dalam pertemuan pemimpin ekonomi APEC, termasuk konsensus untuk meningkatkan perdagangan. Persoalan justru muncul saat transaksi perdagangan antarnegara terhambat tarif masuk. Penyelesaian persoalan tarif itu lebih banyak diselesaikan di forum bilateral.
Rangkaian pertemuan puncak APEC ditutup pada Selasa petang. KTT APEC 2015 akan berlangsung di Filipina.
Seusai mengikuti KTT APEC, Presiden Joko Widodo dan rombongan langsung bertolak ke Naypyidaw, Myanmar. Presiden tiba di Bandar Udara Internasional Naypyidaw pada Selasa malam, disambut Duta Besar RI untuk Myanmar Ito Sumardi dan Duta Besar Myanmar untuk RI San Myint Oo. Presiden dijadwalkan berada di Myanmar hingga Kamis malam untuk mengikuti rangkaian KTT ASEAN. (AFP/Reuters/JOS)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010046602
-
- Log in to post comments
- 328 reads