BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Gorontalo Harus Ekspor Komoditi Sendiri

Gorontalo Harus Ekspor Komoditi Sendiri

Oleh Aslan Akuba - Tue Apr 22, 10:54 am

BAHAS EKPOR - Nilai ekspor dari Provinsi Gorontalo yang menyusut mendapat perhatian serius pemerintah. Wagub Idris Rahim mengundang seluruh pihak terkait untuk membicarakan persoalan itu.

BAHAS EKPOR – Nilai ekspor dari Provinsi Gorontalo yang menyusut mendapat perhatian serius pemerintah. Wagub Idris Rahim mengundang seluruh pihak terkait untuk membicarakan persoalan itu.

GORONTALO – Angka ekspor berbagai komoditi asal Gorontalo dalam lima tahun terakhir menyusut drastis, hal ini bukan dipicu karena minimnya komodi yang akan dieskpor, tapi ternyata disebabkan para pengusaha lebih senang mengekspor komoditi Gorontalo melalui pelabuhan di daerah lain, seperti Bitung, Palu, Makassar dan Surabaya. Terkait dengan itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo memberikan perhatian serius.Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim menegaskan, komoditi asal Gorontalo wajib untuk dieskpor langsung dari Gorontalo. “Agar ada fungsi provinsi ini,” kata Wakil Gubernur Idris Rahim saat memimpin rapat terkaiat persoalan ekspor dari Gorontalo. Rapat tersebut menghadirkan SKPD terkait, Beacukai, BPS, Bank Indonesia Gorontalo, dan perwakilan perusahaan.

Dalam rapat tersebut, Wagub Idris Rahim bahkan menyebut, tahun 2014 hingga bulan april nilai ekspor Gorontalo masih nihil. “Kita ini daerah provinsi, masa tidak ada devisa yang bisa kita peroleh melalui aktivitas ekspor. Padahal kita punya banyak komiditas seperti jagung, ikan, bungkil kopra, kayu, dan produk lainnya,” terang Idris Rahim.

Dalam pertemuan tersebut terungkap, bahwa sejak tahun 2008 hingga 2013, angka ekspor Provinsi Gorontalo mengalami penurunan. Bahkan untuk tahun 2014 ini, sesuai data yang disajikan kantor Bea Cukai Gorontalo, baru ada 1 dokumen yakni ekspor kayu ke Korea.

“Potensi ekspor kita cukup besar, tapi sayang penyelesaian dokumennya tidak disini, tetapi melalui pelabuhan-pelabuhan lain di luar Gorontalo. Artinya, itu tercatat menjadi ekspor dari daerah tersebut dan bukan menjadi ekspor Gorontalo,” jelas Kepala Bea Cukai Gorontalo, Yulianto. ini menambahkan, pihaknya sudah menghubungi beberapa Kantor Bea Cukai seperti Bitung dan Makassar, memohon agar setiap komoditi asal Gorontalo yang akan di ekspor dari pelabuhan di daerah tersebut, dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
harus diterbitkan dari Gorontalo.

Data Bea Cukai ini dikuatkan dengan data BPS yang menunjukkan, nilai ekspor Gorontalo pada tahun 2010 mencapai 14,3 jta USD. Jumlah ini terus menyusut dimana pada tahun 2013 hanya 5,2 juta USD, dan hingga April tahun 2014 tercatat nilai ekspor sebesar 43 ribu USD dari pelabuhan Gorontalo dan 99 ribu USD dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Sementara data dari Bank Indonesia Gorontalo yang melakukan pencatatan berdasarkan daerah asal komodi, menunjukkan tahun 2013 produk kayu olahan dari Gorontalo senilai 121 ribu USD, bungkil kopra 4 juta USD, gula tetes 1,1 juta USD, dan ikan 2800 USD. BI menilai bahwa ekspor komoditi Gorontalo yang dilakukan di daerah lain, sangat merugikan, karena pajak ekspor menjadi milik daerah tersebut. Sementara itu, dari beberapa pengusaha yang hadir pada pertemuan tersebut, diperoleh jawaban yang beragam.

Sebagian menyatakan melakukan ekspor dari Gorontalo, sebagian lagi tidak melakukan ekspor karena faktor ketidakcocokan harga, serta ada pula yang melakukan ekspor di pelabuhan Bitung, Makassar, dan Surabaya.

Wagub Idris Rahim mengatakan bahwa pada periode 2012 – 2014, potensi ekspor sebenarnya cukup banyak, tetapi sangat disayangkan masih banyak komoditi tersebut hanya diekspor melalui pelabuhan di-luar Gorontalo.

Untuk itu Idris menegaskan untuk segera mengundang para eksportir untuk membahas permasalahan tersebut, dan berharap aktivitas ekspornya bisa dilakukan di Gorontalo. “Kita sangat dirugikan, oleh karena itu harus segera dicarikan solusi yang tepat dengan melibatkan seluruh pimpinan perusahaan dan Bea Cukai,” ujar Idris. (tro)

Sumber: http://gorontalopost.com/2014/04/22/gorontalo-harus-ekspor-komoditi-sendiri/