BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Investor Berminat Bangun Pembangkit Listrik Mikro Hidro

Pacu Energi Terbarukan
Investor Berminat Bangun Pembangkit Listrik Mikro Hidro

JAKARTA, KOMPAS — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menargetkan kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan dalam 10 tahun ke depan bertambah 14.000 megawatt. Untuk itu, para pelaku usaha diminta terlibat aktif memacu pemanfaatan energi terbarukan.

Pengamat energi, Fabby Tumiwa, Jumat (4/4), di Jakarta, menyatakan, saat ini pembangunan energi terbarukan banyak dilakukan swasta. Karena itu, PLN ditugaskan pemerintah membeli listrik sesuai harga yang ditetapkan. ”Saat ini yang mendesak adalah memberi alokasi dana yang lebih besar untuk mendukung investasi energi terbarukan, seperti panas bumi,” ujarnya.

PLN bisa mengintensifkan pembangunan pembangkit listrik biomassa dan mikrohidro untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel, serta mengeksekusi rencana proyek pembangkit listrik tenaga surya seribu pulau. ”PLN perlu memperkuat sumber daya manusia untuk merencanakan, membangun, dan mengoperasikan pembangkit energi terbarukan,” kata dia.

Selain itu, PLN juga perlu memodernisasi dan memperkuat jaringan listrik sehingga dapat menampung pembangkit energi terbarukan yang tersebar. Dalam hal ini, perlu investasi untuk membuat jaringan dan sistem penyaluran tenaga listrik yang lebih adaptif dan andal terhadap interkoneksi dengan pembangkit energi terbarukan.

Menurut Kepala Divisi Energi Baru dan Terbarukan PT PLN Mochamad Sofyan, kemampuan pendanaan PLN terbatas sehingga butuh investasi dari swasta untuk membangun pembangkit listrik energi baru terbarukan. Dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PLN 2013-2022, kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan ditargetkan 14.000 MW, terdiri dari pembangkit listrik tenaga air 6.500 MW, pembangkit listrik tenaga panas bumi 6.000 MW, serta sisanya dari pembangkit listrik skala kecil biomassa dan tenaga surya.

Dengan rata-rata biaya investasi 2.500 dollar AS sampai 3.000 dollar AS per kilowatt hour (kWh), total kebutuhan investasi 4,2 miliar dollar AS (setara Rp 44 triliun) untuk membangkitkan daya 14.000 MW dari pembangkit energi baru terbarukan. ”Karena kemampuan dana PLN terbatas, kami berharap 69 persen dari total investasi kelistrikan dipenuhi swasta,” ujarnya.

”Tahun ini merupakan masa sulit bagi PLN karena ada pembatasan pinjaman asing untuk menghindari rugi kurs seperti yang terjadi tahun 2013. Karena itu, kami menetapkan prioritas proyek energi baru terbarukan yang akan digarap,” kata Sofyan.
Pembangkit mikro hidro

Menurut Sofyan, bisnis pembangkit mikro hidro makin diminati investor. PLN menerima proposal dari para investor untuk membangun pembangkit mikro hidro dengan total kapasitas 1.494 MW di 434 lokasi, dan 1.283 MW di antaranya dibangun swasta. Dari total kapasitas itu, pembangkit yang beroperasi 213,3 MW di 15 lokasi, tahap konstruksi 190,45 MW di 42 lokasi, dan pengadaan 32 MW.

Namun, realisasi pembangunan sebagian pembangkit mikro hidro menghadapi kendala, antara lain terhambat masuk ke sistem distribusi, lokasi pembangkit jauh dari sistem distribusi, dan belum ada kejelasan pihak yang bangun jaringan.

Direktur Operasi Jawa, Bali, dan Sumatera PLN Ngurah Adnyana menyatakan, pertumbuhan listrik di Indonesia cukup tinggi. Pertumbuhan permintaan listrik tahun 2013 sebesar 7 persen, dan dalam 2 bulan pertama 2014 pertumbuhannya rata-rata 9 persen meski tidak merata. Sebagai contoh, pertumbuhan listrik di Jawa-Bali 8,2 persen, di Sumatera 9,6 persen, dan di Indonesia timur 14 persen.

Dalam bauran energi PLN 2013, porsi pemakaian bahan bakar minyak 12,3 persen, lebih kecil dari tahun 2012 sebesar 15 persen. Tahun 2014, penggunaan BBM ditargetkan bisa turun lagi jadi 9,3 persen. (EVY)

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000005872460