KEBIJAKAN
KEIN Fokus pada Pengembangan Industrialisasi
Ikon konten premium Cetak | 21 Januari 2016 Ikon jumlah hit 35 dibaca Ikon komentar 0 komentar
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo membentuk Komite Ekonomi dan Industri Nasional untuk mendorong pengembangan industrialisasi dan hilirisasi pada masa depan. Komite yang beranggotakan 20 orang, terdiri atas akademisi dan praktisi ekonomi ini, bertugas menyampaikan saran tindakan strategis kepada Presiden dalam menentukan kebijakan ekonomi dan industri nasional.
Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir (kedua kiri), Wakil Ketua Arif Budimanta (kedua kanan), dan anggota KEIN sebelum dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/1). Sebanyak 20 pengurus KEIN yang bertugas sebagai dewan penasihat Presiden di bidang ekonomi dan industri tersebut dilantik Presiden Joko Widodo.
KOMPAS/WISNU WIDIANTOROKetua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir (kedua kiri), Wakil Ketua Arif Budimanta (kedua kanan), dan anggota KEIN sebelum dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/1). Sebanyak 20 pengurus KEIN yang bertugas sebagai dewan penasihat Presiden di bidang ekonomi dan industri tersebut dilantik Presiden Joko Widodo.
"Meskipun kita juga sudah ada peta jalan ke depan untuk ekonomi dan industri, dengan di-back up oleh KEIN (Komite Ekonomi dan Industri Nasional), akan memberikan perencanaan yang lebih detail, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang," kata Presiden, Rabu (20/1), seusai melantik dan memberikan pengarahan kepada anggota KEIN di Istana Merdeka Jakarta.
Mereka yang dilantik Presiden antara lain unsur pimpinan KEIN, yaitu Ketua Soetrisno Bachir, Wakil Ketua Arif Budimanta, dan Sekretaris Putri Wardani. Selain itu, dilantik pula 17 anggota KEIN, yaitu Hariyadi Sukamdani, Hendri Saparini, Eddy Kusnadi Sariaatmadja, Andri BS Sudibyo, Zulnahar Usman, Sudhamek, M Najikh, Johnny Darmawan, Benny Soetrisno, Irfan Wahid, Sugiarto Alim, Donny Oskaria, Mohamad Fadhil Hasan, Muhammad Syafii Antonio, Aries Muftie, Sonny Budi Harsono, dan Benny Pasaribu.
Mirip
KEIN yang dibentuk Presiden Jokowi, mirip dengan Komite Ekonomi Nasional yang dibentuk pendahulunya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Yang membedakan, KEIN lebih menitikberatkan pada industrialisasi dan hilirisasi yang mendukung pada pertumbuhan ekonomi.
Fokus pada industrialisasi itu penting agar memunculkan nilai tambah dari bahan mentah dan bahan baku yang dimiliki Indonesia. Titik berat pada hilirisasi tersebut juga penting untuk membuka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya.
"Saya tadi sudah minta agar (perencanaan) detail 50-100 tahun itu ada sehingga ada panduan, ada haluan ke mana kita akan pergi dan menuju. Dan dalam jangka pendek, mana yang segera dieksekusi," tutur Presiden.
Tentang pemilihan Soetrisno Bachir sebagai Ketua KEIN, Presiden menjelaskan, pemilihannya dilakukan para anggota KEIN. "Beliau pelaku industri juga," kata Presiden.
Soetrisno menyatakan keyakinannya bahwa saat ini momentum industrialisasi untuk Indonesia. Dengan keanggotaan KEIN yang didominasi para profesional dan wirausaha yang sudah biasa mengambil keputusan konkret, rekomendasi yang nantinya dihasilkan juga dapat dieksekusi oleh pemerintah.
"KEIN optimistis, kita akan menjadi negara industri yang kuat seperti dulu waktu zaman Orde Baru. Bahkan, industri kita pertumbuhannya akan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi," katanya.
Sebelum dipercaya memimpin KEIN, Soetrisno merupakan seorang pengusaha dan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional. (NDY/WHY)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2016/01/21/KEIN-Fokus-pada-Pengembangan-Industrialisasi
-
- Log in to post comments
- 72 reads