BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Kenalkan Nina, Bocah Aktivis Lingkungan Asal Gresik yang Mendunia

Nama Aeshnina Azzahra Aqilani (14) kian mendunia. Itu setelah dia menjadi pembicara di forum Plastic Health Summit 2021 yang digelar di Amsterdam, Belanda, Oktober lalu.
Remaja berperawakan mungil ini memiliki tekad besar dalam menyelamatkan dunia dari permasalahan sampah plastik. Sejak kecil, Nina, sapaan akrabnya sudah menjadi aktivis lingkungan.

Ditemui di kediamannya di Wriginanom Gresik, Jatim, Nina dengan semringah menceritakan pengalamannya. Wajahnya tampak bahagia. Nina mengaku senang bisa berbagi di forum internasional.

Saat itu, dia mewakili Ecoton, sebuah organisasi konservasi yang didirikan sang ayah, Prigi Arisandi. Organisasi ini konsen untuk pemulihan lingkungan sungai di Gresik, Surabaya hingga sejumlah wilayah Jawa Timur.

"Di situ mereka membahas bahaya sampah plastik untuk lingkungan dan juga manusia. Kalau saya membahas tentang sampah impor," kata Nina saat ditemui detikcom di rumahnya, Selasa (29/11/2021).

Dalam pertemuan tersebut, Nina mengungkap fakta banyaknya sampah yang dibuang dari negara maju ke negara berkembang. Saat itu, ekspresi audiens yang hadir juga cukup kaget.

"Nah, kebanyakan warga Belanda itu baru tahu kalau sampahnya dibuang di negara berkembang. Jadi saya melihat audiens ada yang menangis, ada yang kaget, ada yang senang," ungkap Nina.

Tak hanya ke Belanda, siswa Kelas IX SMPN 12 Gresik ini juga sempat datang ke Inggris bersama pelaksana COP26 atau United Nations Climate Change Conference (Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2021). Di sana, Nina dan rombongan juga menyuarakan aksi protes penolakan kemasan saset bersama break free from plastic dan zero Waste Asia di zona blue.

"Juga mengkampanyekan (Penolakan) sampah impor ini, dan saya juga bertemu aktivis terkenal lainnya, seperti Fransico, saya senang bertemu dengan orang-orang hebat yang menginspirasi," jelas Nina.

Ternyata, nama Nina juga sempat mencuat di tahun 2019. Saat itu, dirinya mengirim surat ke Presiden AS Donald Trump.

Selain itu, Nina juga pernah mengirim surat ke Kanselir Jerman, Perdana Menteri Australia, Perdana Menteri Kanada. Lalu baru-baru ini, tepatnya di 2021, Nina juga mengirim surat ke Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Isi surat itu yakni terkait sampah plastik.

Isi surat-surat ini salah satunya berisi tuntutan agar para negara maju tak lagi mengirim sampah plastik ke Indonesia.

"Dan isinya semua mirip, semua sama. Tentang bagaimana keadaan di Indonesia setelah diselundupkan sampah plastik oleh mereka. Sekarang lingkungan di Indonesia sangat tercemar, karena sampah yang mereka kirimkan. Saya menuntut mereka agar berhenti mengirim sampah plastiknya ke Indonesia," ungkap Nina.

Saat di Amsterdam, Nina juga menyempatkan diri berkunjung ke tempat proses daur ulang plastik.

"Karena kita tahu negara maju itu kaya, mereka banyak uang, mereka punya teknologi yang canggih dan mahal. Saya di Amsterdam pun sempat mengunjungi plastic reycling factory, satu-satunya di Amsterdam dan mereka hanya bisa mendaur ulang 60 persen dari semua sampah. 40 persennya berakhir di incinenator. Itu di Belanda lho, negara kaya, negara maju. Apalagi di Indonesia," ujar Nina.

"Kita saja sudah banyak memiliki masalah tentang lingkungan ya, pemerintah tidak memprioritaskan sama sekali masalah isu ini. Padahal kalau lingkungan semakin tercemar, generasi sayalah akan merasakan di masa depan. Jadi saya melakukan aksi mulai sekarang," tandas Nina.