BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Refleksi, Cara KIAT Guru Rawat Semangat Tim

Saya gembira sekali hari ini, bisa tertawa lepas bersama kawan-kawan. Semoga makin fresh dan semangat nanti saat kembali daerah"

ungkap Jovanni salah seorang Fasilitator Masyarakat KIAT Guru yang bertugas di kabupaten Landak, provinsi Kalimantan Barat.

Pada tanggal 9 sampai dengan 14 Januari kemarin Program Kiat Guru, yang merupakan program rintisan untuk meningkatkan keberadaan dan kualitas layanan pendidikan di daerah terpencil khususnya di 5 kabupaten di Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur mengadakan Lokakarya Refleksi program di hotel Inna Garuda Yogyakarta. Program ini merupakan kerjasama antara Kementrian Pendidikan dan Kebudayan (Kemdikbud) dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) atas dukungan WorldBank.

Menurut Budhi Ullaen, Program Manager KIAT Guru bahwa tujuan dari kegiatan refleksi adalah untuk mendengarkan pengalaman tim lapangan pasca lokakarya di Serpong pada oktober 2016. Juga akan diketahui fakta, kondisi aktual dan dinamika di lapangan dari berbagai sudut pandang. Dan yang lebih penting dari itu adalah bagaimana membangun kembali semangat Tim dan menyepakati berbagai agenda ke depannya.

Sejalan dengan itu, Direktur Yayasan BaKTI, Muh. Yusran Laitupa saat memberikan sambutan pembukaan kegiatan menyampaikan harapannya agar kegiatan refleksi makin mengayakan pengalaman para peserta dan menjadi ajang konsolidasi Tim untuk menemukan solusi yang tepat terhadap berbagai kendala di lapangan sehingga bisa lebih siap menghadapi tantangan program ke depannya.

Selain dihadiri oleh Tim Nasional, Tim Daerah dan Yayasan BaKTI, Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari World Bank, Dewi Susanti yang juga merupakan penggagas program KIAT Guru dan juga perwakilan dari DFAT Australia selaku donor untuk program ini.

Di hari ketiga kegiatan ini, kelas dipecah agar peserta mulai dari Fasilitator Masyarakat (FM), Pelaksana Lapangan (PL), Koordinator Lapangan( KL), dan Asisten Administrasi dan Keuangan (AAK) lebih fokus untuk berdiskusi sesuai dengan tantangan dan tugas masing-masing. Salah satu agenda menarik yang khusus diikuti oleh FM adalah sesi sharing dari salah seorang guru dan kepala sekolah terkenal di kota Jogja. Sesi ini menjadi ajang sharing bagi FM untuk menemukan inspirasi bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan layanan pendidikan di sekolah

Hasil Refleksi melahirkan sejumlah Rencana Kerja dan target bagi Tim Daerah untuk periode Januari-Maret 2017 yakni untuk Koordinator Lapangan : 1) Perbup Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis; 2) SK Bupati TKD; 3) SK Bupati Penetapan Sekolah dan Guru Peserta; 4) Surat Edaran untuk memperlancar pelaksanaan; 5) Rapat TKD 1x sebulan; 6) Alokasi APBD & Desa untuk TKD, Pertemuan Kecamatan dan Desa; 7) Koordinasi, Komunikasi, Refleksi, Team Work (termasuk pola “deployment”tim); 8) Rencana Kerja (Teknis, Operasional, Manajerial) 3 bulan dengan detail 2 bulan (Januari-Februari).

Kemudian untuk Pelaksana Lapangan, target rencana kerjanya adalah : 1)100% Peta Pemangku Kepentingan & Sosialisasi Kecamatan; 2) 80% Desa Terbentuk KPL melalui SK Kepala Desa dengan 50% Desa telah melakukan pertemuan bulanan sesuai jadwal; 3) Koordinasi, Komunikasi, Refleksi, Team Work; 4) Mendukung KL menyusun Rencana Kerja (Teknis, Operasional, Manajerial) 3 bulan dengan detail 2 bulan (Januari-Februari); 5) Kompilasi Kerangka Acuan Kegiatan FM & Laporan Bulanan; 6) 1x pertemuan  Forum Peduli Pendidikan  per kecamatan jika memungkinkan; 7) Pertemuan bulanan di UPTD (sesuai kondisi kabupaten).

Demikian pula bagi Fasilitator Masyarakat, yakni : 1) 100% Peta Pemangku Kepentingan, Sosialisasi Desa dan Kader Desa; 2) 80% Desa Terbentuk KPL melalui SK Kepala Desa dengan 50% Desa telah melakukan pertemuan bulanan sesuai jadwal; 3) Kerangka Acuan Kegiatan dan Anggaran.

KIAT Kamera, yang merupakan "senjata" yang akan digunakan dilapangan untuk menghitung kehadiran guru diperkenalkan kepada tim lapangan di hari keempat. Aplikasi berbasis android ini akan menjadi andalan dari program KIAT Guru, karena dengan adanya aplikasi ini tim lapangan tidak perlu datang setiap hari untuk mengetahui waktu kedatangan dan kepulangan guru di masing-masing sekolah yang ditargetkan. Selain untuk mengetahui jadwal, KIAT Kamera ini juga berfungsi sebagai alat penyimpan data  dokumen dari lapangan. sehingga mereka tidak perlu mencari alat pemindai dokumen (scanner) untuk melampirkan dokumen yang dibutuhkan sebagai bahan pelaporan. Menemani KIAT Kamera, dijelaskan juga oleh Muhammad Zulfan Zubaidi sebagai MIS & ICT Specialist KIAT Guru adalah aplikasi Pronot yaitu Program Pengelola Data Pemantau dan Pembelajaran, yang akan sangat bermanfaat dan memudahkan untuk Monitoring and Learning program KIAT Guru.

 

 

Pada sesi sore, dihadirkan juga sebagai pembicara dari Kementerian Pendidikan Nasional, bidang perencanaan & penganggaran, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Tagor Alamsyah yang menjelaskan tentang Data Pokok Pendidikan (dapodik) termasuk mekanisme tunjangan khusus guru di daerah 3T (Tertinggal, Terluar, Terpencil) untuk guru non PNS yang berbicara kepada perwakilan dinas pendidikan dari daerah-daerah yang menjadi sasaran program KIAT Guru yaitu Kabupaten Ketapang, Landak, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur.

Isu yang mengemuka dari partisipan adalah tentang siapa saja guru yang mendapat tunjangan khusus,mekanisme pengajuan SK untuk Guru non PNS, pentingnya SK penetapan penerima tunjangan dari Pemda, dan perlunya ada Juknis khusus terkait system dan mekanisme pembayaran tunjangan termasuk operator yang ditunjuk untuk menjalankan sistem tersebut di masing-masing daerah.

Moment refleksi dimanfaatkan baik oleh seluruh anggota Tim untuk berkonsolidasi. Jalinan silaturrahim di antara Tim mengalir sepanjang waktu, terjadi secara formal maupun informal.  Perbincangan mengenai komunikasi, koordinasi, kepemimpinan, atau urusan teknis dan operasional terjadi di ruang-ruang makan, di sela-sela waktu kegiatan, bahkan sampai ke kamar tidur peserta. Hal ini menunjukkan tingginya perhatian peserta untuk memperoleh kejelasan informasi dan saling berbagi pengalaman, agar saat kembali ke lapangan dapat lebih memudahkan dalam bekerja mengimplementasikan program ini.

 

Setelah mengikuti diskusi marathon indoor selama 5 hari tanggal 9-13 Januari 2017, kegiatan refleksi diakhiri dengan OutBound untuk penguatan Team Building di Omah Petruk, Kampung Pakem Jogja (14/01). lebih dari 80 peserta dari Tim KIAT Guru dari tingkat nasional dan daerah memperoleh kesempatan menikmati kesejukan dan keasrian alam kampung Pakem seraya belajar memahami kekuatan karakter diri dan membangun kerjasama tim dengan melakukan berbagai aktifitas luar-ruang seperti melukis topeng, lompat tali, sampai mencoba memproduksi sebuah pertunjukan drama.

Menutup tulisan ini, mengutip pernyataan motivasi dari Project Coordinator-Technical Tim Nasional KIAT Guru, Ignatius Septian Cahyo Nugroho. “Sesungguhnya makna refleksi adalah bagaimana kita bisa menuangkan pengalaman dan pencapaian itu dalam tulisan-laporan. Sebab dalam proses menulis ada aktivitas perenungan, di mana kita bisa memahami lebih mendalam apa yang sudah dilakukan. Jadi menulislah untuk merawat semangat!” ajaknya.

Penulis:Rahman Ramlan

Editor: Aditya Rakhmat