BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Masyarakat Ekonomi ASEAN-Tingkatkan Daya Saing

Masyarakat Ekonomi ASEAN
Tingkatkan Daya Saing

JAKARTA, KOMPAS — Indonesia bisa tertinggal lebih jauh dibandingkan sejumlah negara lain dalam persaingan di pasar tunggal ASEAN yang akan mulai diimplementasikan tahun 2015. Kontribusi sektor industri terus menurun, tetapi impor bahan baku industri terus meningkat.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung, Ina Primiana, menjelaskan, kontribusi sektor industri terhadap produk domestik bruto terus turun dari tahun ke tahun. Kontribusi industri terhadap PDB tahun 2001 masih mencapai 29,1 persen; tahun 2005 27,4 persen; tahun 2010 24,8 persen; dan tahun 2011 24,3 persen.

”Sektor industri juga semakin bergantung pada bahan baku impor, kecuali industri furnitur. Itu pun saat ini sudah banyak bahan baku sintetisnya,” ujar Ina, Senin (10/2).

Dari lima industri nasional yang ditetapkan pemerintah, Ina menilai mayoritas bahan bakunya lebih banyak dipenuhi dari impor. Industri otomotif, misalnya, hampir 80 persen bahan baku yang diolah dan kemudian dirakit di Indonesia berasal dari impor. Sementara industri elektronik mengandalkan 60 persen bahan bakunya dari impor.

”Pemerintah harus segera membuat keputusan, mau diarahkan ke mana industri nasional. Bahan mentah yang diolah menjadi bahan baku dan diimpor Indonesia itu berasal dari Indonesia. Program hilirisasi untuk memproduksi bahan baku kebutuhan industri di dalam negeri harus dilanjutkan,” kata Ina.

Dalam transaksi perdagangan, Indonesia juga mengalami defisit dengan ASEAN yang didominasi defisit dengan Thailand. Pada Desember 2013, transaksi perdagangan Indonesia dan ASEAN masih surplus 302,3 juta dollar AS. Namun, secara kumulatif Januari hingga Desember 2013 mengalami defisit 227, 4 juta dollar AS. Transaksi perdagangan dengan Thailand pada Desember 2013 mencapai 264,2 juta dollar AS dan secara kumulatif defisit 5,3 miliar dollar AS.

Dengan kondisi industri yang masih bergantung pada bahan baku impor dan defisit perdagangan dengan ASEAN dan Thailand, Indonesia berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Indonesia harus bisa mengubah sektor industri dengan komposisi bahan baku yang saat ini didominasi bahan baku impor menjadi industri yang didominasi bahan baku lokal.

”Prosesnya tidak mudah dan butuh waktu lama. Namun, harus tetap segera dimulai supaya Indonesia memiliki daya saing,” kata Ina.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menjelaskan, peningkatan volume impor bahan baku penolong merupakan sinyal bahwa kebutuhan sektor industri dalam negeri terus meningkat. ”Bahan baku impor sudah menggerakkan sektor industri pengolahan Indonesia. Hanya saja, ini sekaligus menjadi peluang bagi kalangan industri dasar untuk bisa mengolah bahan mentah menjadi bahan baku yang dibutuhkan oleh industri manufaktur,” ujar Bayu. (AHA)

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000004718253