BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Menkes : Puji Tuhan, Kalau tidak, Berapa Banyak yang Terinfeksi

Selasa, 15 April 2014 , 11:36:00
Menkes : Puji Tuhan, Kalau tidak, Berapa Banyak yang Terinfeksi

SORONG- Menyadari akibat yang ditimbulkan dari penyakit HIV maupun penyakit kelamin lainnnya, saat ini perilaku hubu­ngan seks berbayar atau beli seks di tempat-tempat lokalisasi atau tempat terselubung lainnya me­ngalami penurunan. Dalam paparannya pada Rapat Kerja (Raker) Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten/Kota yang diikuti para bupati dan wali kota se- Provinsi Papua Barat di Hotel Mariat kemarin (14/4), Menteri Kesehatan RI dr Nafsiah W.Mboi, Sp.A, M.P.H menyebutkan, dalam perilaku hubungan seks berbayar (beli seks), pada laki-laki turun dari 9, 5 persen jadi 5,6 persen. Sementara pada perempuan juga me­ngalami penurunan dari 2,3 persen jadi 1,2 persen.
“Puji Tuhan, dari angka itu bisa turun lebih banyak lagi to. Bisa bapak? Nah disini dibutuhkan peran kepemimpinan bupati/wali kota,”tandas Menkes. Terkait dengan perilaku beli seks, mengungkapkan hasil survey terpadu yang dilakukan sejak tahun 2006-2013, Menkes dr Nafsiah Mboi lebih lanjut mengungkapkan, saat ini terjadi peningkatan penggunaan kondom pada hubungan seks berbayar. Dimana data terakhir, orang-orang yang menggunakan kondom yang sebelumnya mencapai 14 persen naik menjadi 40 persen.
“Terima kasih, siapa yang mendorong, supaya seks yang berbayar pakai kondom. Puji Tuhan. Kelihatannya cukup baik hasilnya. Kalau tidak, berapa banyak sudah yang terinfeksi,”ujar Menkes yang kelahiran 14 Juli 1940. Selain beli seks yang menurun dan penggunaan kondom yang meningkat, dikesempatan tersebut, Menkes yang jadi pembicara pertama dalam Raker bupati-wali kota se- Papua Barat juga mengungkapkan hal menggembirakan lainnya. Dimana menurutnya, saat ini terjadi penurunan hubungan seks di luar nikah. Dimana pada laki-laki turun dari 18 persen jadi 12, 7 persen. Perempuan turun dari 5,3 persen jadi 3,6 persen. “Kita bersyukur kepada Tuhan, kita terus sosialisasi, karena ternyata hubungan seks diluar nikah baik pada laki-laki maupun perempuan turun,”ujar Menkes.
“Belum cukup sih turunnya, masih ada 17 persen pada laki-laki. Jadi masih bisa diturunkan lagi. Perempuan juga masih ada 3,6 persen, masih bisa diturunkan lagi to,”imbuh ibu tiga anak ini. Bahwa trend penggunaan kondom dikalangan pria menurun namun kata Menkes, sayangnya tidak ada perbedaan pada penggunaan kondom konsisten pada hubungan seks diluar nikah dalam 12 bulan terakhir ini. “Jadi kadang-kadang pakai, kadang2 tidak. Jadi ini sangat berbahaya . Jadi sebaiknya selalu pakai, kapan saja dan dimana saja, selalu pakai,”pesannya.
Sebelumnya, Menkes mengatakan, untuk AIDS dan penyakit kelamin yang dilaporkan dari Papua Barat tahun 2009- 2013 memang naik turun. Bahwa hasil survey terpadu, yang dilakukan pada tahun 2006 sampai 2013 dikatakan oleh Menkes bahwa keadaan keadaan tidak lebih buruk.
“Kalau dilihat prefelensi HIV pada populasi umum di Tanah Papua, 2,3 persen masih sama dengan tahun 2006 jadi tidak memburuk. Namun sayangnya dikalangan saudara-saudara kita di Papua tinggi sekali yakni 2,9 persen, meningkat dibanding tahun 2006. Dan dibandingkan dengan yang non Papua-prefelen­si HIV menurun, hanya 0,4 persen,”papar Menkes.
Untuk penyakit Sifilis, Menkes menyatakan angkanya tinggi sekali. “Awas !, memang HIV tidak meningkat, tapi Sifilis naik. Laki-laki dan perempuan sama. Dan Sifilis bisa menular kepada bayinya. Jadi kita harus waspada, cepat berobat , sebaiknya brhenti perilalu berisiko,”pesan Menkes. Sementara itu, terkait dengan pemeriksaan penyakit kelamin, menurut Menkes, lumayan baik. Dimana pada pekerja seks langsung yang rajin memeriksakan diri atas penyakit kelamin mencapai 90, 2 persen, sedangkan pekerja seks yang tidak langsung (yang jalanan) hanya 33,6 persen. “Jadi sebagian besar pekerja seks tidak langsung atau jalanan itu sangat berbahaya,”tandasnya. Begitu juga lanjut Menkes, laki-laki yang seks dengan laki-laki (homo) hanya 9,5 persen yang memeriksakan penyakit kelamin. Berarti sangat berbahaya. Soal konsistensi dalam penggunaan kondom bagi pasangannya pada pekerja seks perempuan yang langsung 59 persen. “Jadi masih ada 40 persen yang berbahaya. Pekerja seks tidak langsung (jalanan) hanya 41 persen,”jelas Menkes. Pada Raker bupati/wali kota se-Papua Barat, Menkes memberikan penghargaan kepada bupati/walikota yang memberikan alokasi anggaran tertinggi (10 persen) dari APBD untuk pembangunan bidang kesehatan. Adapun yang menerima penghargaan itu adalah Kabupaten Sorong, Kota Sorong dan Kabupaten Kaimana.
Selain itu dalam rangka Hari Malaria Sedunia, Menkes juga menyerahkan penghargaan atas prestasi dalam pembangunan kesehatan yang mendukung penurunan Annual Parasit Incidence kepada Kabupaten Teluk Bintuni. Dalam Raker bupati-walikota se Papua Barat, Menkes juga mencanangkan penggunaan kelambu massal sebanyak 425.383 yang secara simbolis diserahkan kepada Gubernur Papua Barat, Abraham O. Atururi . Selain itu Menkes secara simbolis juga menyerahkan bantuan obat-obatan, makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) dan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil kekurangan tenaga kalori, serta pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMTAS) sebanyak 3 ton. Dikesempatan tersebut, Menkes juga menyerahkan bantuan alkitab kepda Keuskupan Manokwari-Sorong, Mgr Hilarion Datus Lega. Terkait pembangunan kesehatan, Menkes mengungkapkan, pemerintah pusat dalam hal ini Kemenkes mengalokasikan anggaran untuk Provinsi Papua Barat sebesar Rp 237 miliar tahun 2011, Rp 234 miliar tahun 2012, Rp 244 miliar tahun 2013 dan Rp 159 miliar di tahun 2014. Bahwa tahun 2014, terjadi penurunan anggaran secara nasional karena tidak termasuk anggaran Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakar) dan Jampersal (Jaminan Persalinan). Dimana pada Jamkesmas dan jaminan persalinan telah dimasukkan dalam BPJS kesehatan yang berjumlah Rp 19,9 triliun. Dalam pemenuhan tenaga kesehatan di Papua Barat, pihaknya kata Menkes di tahun 2014 ini telah mengirimkan dokter umum, dokter gigi dan bidan PTT sebanyak 519 orang , penugasan khusus tenaga kesehatan D3, perawatan gigi, analis kesehatan lingku­ngan dan farmasi sebanyak 27 orang, penugasan khusus dokter researce sebanyak 24 orang. Dalam kunjungannya di Sorong kemarin, Menkes dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH juga mengunjungi RSUD Sorong. Dikesempatan tersebut, Menkes menyerahkan bantuan berupa 1 buah alat pointer yaitu alat tes cepat TB Genexpert. Di RSUD Sorong yang merupakan rumah sakit terakreditasi, Menkes mengunjungi pasian-pasien yang dirawat di UGD sekaligu menyapa dan memberikan semangat kepada para pasien agar lekas sembuh. Selain itu Menkes juga mengunjungi ruangan-ruangan di RSUD dan melihat secara langsung pelayanan RSUD kepada masyarakat.(deo)

Sumber: http://radarsorong.com/index.php?mib=berita.detail&id=22993