Kapal Penyeberangan
Papua Barat-Maluku Tersambung

FAKFAK, KOMPAS —  Upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas terus dilakukan. Hari Kamis (10/4), Kapal Motor Penyeberangan Kalabia yang menghubungkan Fakfak di Provinsi Papua Barat dengan Wahai di Provinsi Maluku mulai beroperasi.

Kapal yang merupakan jaringan lintas penyeberangan untuk sabuk tengah itu diresmikan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono. Beberapa pejabat yang hadir dalam peresmian itu antara lain Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Suroyo Alimoeso, Bupati Kabupaten Fakfak M Uswanas, dan sejumlah pejabat Kemenhub lainnya.

Bambang mengatakan, dengan pengoperasian kapal penyeberangan itu, sabuk tengah yang menghubungkan jalur tengah Nusantara sudah terhubung. Ia berharap, dengan keterhubungan itu, banyak potensi daerah yang bisa tergali.

Menurut Bambang, sabuk tengah mempunyai panjang sekitar 3.800 kilometer dan melewati 12 provinsi.

Sementara itu, Suroyo Alimoeso, yang mengelola kapal penyeberangan sebagai jembatan bergerak, menyebutkan, KMP Kalabia akan melayari jalur sepanjang 325.952 kilometer dalam sekali perjalanan. Saat ini untuk jalur penyeberangan laut antara Fakfak dan Wahai baru terdapat satu kapal.

Namun, menurut Suroyo Alimoeso, diharapkan dalam waktu dekat akan ada tambahan satu kapal lagi. Kapal seharga
Rp 34 miliar ini dibangun melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2012 dan 2013.

Nama kapal Kalabia diambil dari nama ikan yang paling banyak ditemukan di Maluku dan Papua. Kapal ini memiliki panjang 50,6 meter dan lebar 14 meter dengan bobot lebih dari 750 gros ton.

Bupati Fakfak mengatakan, dengan adanya kapal penyeberangan itu, mobilitas penduduk akan meningkat. Selain itu, perekonomian juga akan makin bergairah karena ada alternatif angkutan. Ia berharap kapal tambahan bisa segera direalisasikan agar jadwal kapal bisa semakin pasti. (MAR)

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000005994117