BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Pembudidaya Kesulitan Memasarkan Ikan

Perikanan
Pembudidaya Kesulitan Memasarkan Ikan

POSO, KOMPAS — Pembudidaya ikan di Danau Poso, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, mengalami kesulitan dalam memasarkan ikan produksinya. Pasar tidak mampu menyerap produksi ikan, terutama mujair yang menjadi salah satu ikon budidaya di danau yang terletak sekitar 60 kilometer dari Poso, ibu kota Kabupaten Poso.

”Selama dua tahun berusaha di sini, panenan mujair saya tidak pernah terdistribusi semuanya. Pengepul tidak bisa menampung semua hasil panen pembudidaya,” ujar Judistiro (42), seorang pembudidaya di kompleks Tandoyodo, Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten Poso, Kamis (15/5).

Setiap bulan seharusnya Judistiro memanen sekitar 200 kilogram mujair dari empat petak keramba jaring tancapnya. Karena pasar hanya mampu menyerap sekitar 100 kg, dia harus memperpanjang masa pengembangan sisanya. ”Tentu ini sangat merugikan. Biaya untuk membeli pakan ikan membengkak,” ujar dia.

Harga mujair di Danau Poso sekitar Rp 40.000 per kg atau hampir dua kali lipat dari harga mujair di tempat lain di Poso atau Sulteng. Harga tinggi itu disebabkan mujair dari Danau Poso dikenal sangat manis dan tidak berbau lumpur.

Masalah bertambah runyam, lanjut Judistiro, karena sejumlah restoran di sekitar Danau Poso membudidayakan ikan untuk kepentingan usahanya. ”Kalaupun mereka membeli dari kami, jumlahnya sangat kecil. Kami hanya berharap pada acara-acara keagamaan, tetapi itu tidak setiap bulan,” lanjut dia.
Harga melambung

Medi (24), pembudidaya lain, menyampaikan mahalnya harga pakan di Tentena membuat harga mujair melambung. Pakan ikan (pelet butir) 50 kg berharga rata-rata Rp 315.000. ”Kalau harga pakan bisa ditekan, harga ikan, terutama mujair yang banyak dibudidaya, otomatis akan turun dan diserap pasar. Harga mujair yang terlalu tinggi membuat pengepul dari Poso dan Palu (ibu kota Sulteng) jarang mengambil di sini,” ucap dia.

Judistiro menyatakan, pemerintah sebaiknya memfasilitasi pemasaran mujair para pembudidaya dengan memperluas pasar. Jika perlu pemerintah menyiapkan mobil khusus untuk mendistribusikan mujair ke Poso dan Palu. Mujair Danau Poso dengan kekhasannya pasti diminati masyarakat luas.

”Saya takut kalau masalah pemasaran tak bisa diatasi, banyak pembudidaya ikan akan menutup usahanya. Pemerintah juga harus bisa menekan harga pakan,” ujar dia. (VDL)

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000006643285