JAYAPURA, KOMPAS — Hampir setiap hari hutan di kawasan Cagar Alam Gunung Cycloop di Papua ditebang dan dibakar oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Kondisi tersebut disebabkan minimnya pengawasan polisi kehutanan.Berdasarkan pantauan pada Sabtu (29/3), di Bukit Angkasa, Kota Jayapura, salah satu gugusan Gunung Cycloop, tampak penebangan dan pembakaran pohon kayu besi dan pohon soang oleh sejumlah oknum yang tinggal di sekitar hutan. Mereka menggunakan mesin penebang.
”Sekarang, oknum-oknum itu sudah menggunakan mesin. Padahal, mereka tidak mempunyai cukup dana untuk membeli alat itu. Ini bukti tindakan mereka disponsori orang yang ingin mengeruk seluruh potensi hutan di Gunung Cycloop,” kata Ketua Komunitas Port Numbay Green Andre Liem, Senin, di Kota Jayapura, Papua. Menurut dia, aparat pemerintah daerah dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Papua tidak serius menangani masalah ini. Padahal, pemerintah tahu bahwa hutan itu adalah sumber mata air bagi warga di Kabupaten dan Kota Jayapura.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Papua Mangaraja Gunung Nababan mengungkapkan, belum ada peraturan daerah yang berfungsi melindungi hutan di Gunung Cycloop. ”Pemkab Jayapura baru sampai pada tahap perancangan perda, sedangkan Pemkot Jayapura belum sama sekali membahas soal perda tersebut,” kata Mangaraja.
Wali Kota Jayapura Benhur T Mano berjanji segera membuat perda khusus untuk memproteksi kawasan konservasi tersebut. ”Saya akan melibatkan seluruh warga menanam bambu dari bukit Angkasa hingga Sentani. Bambu untuk melindungi mata air Cycloop,” ujar Benhur.
12 titik apiDi Riau, Tim Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Asap Riau masih memadamkan 12 titik api. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan empat hari lalu yang masih 34 titik. Titik api tersebar di Dumai (6), Bengkalis (4), dan Rokan Hilir (2).
”Tim terus berusaha memadamkan. Sambil memadamkan, tim juga menyemai awan. Hari ini proses penyemaian menggunakan pesawat Cassa dilakukan dua kali dan Hercules satu kali,” ujar Komandan Penerangan Satgas Penanggulangan Asap Riau Kolonel (Inf) Robert B di Posko Satgas.
Di Kalteng, sejak Minggu hingga Jumat (23-28/3) hujan ringan turun hampir merata, tetapi ada tiga titik api yang terpantau satelit. ”Pada Senin (24/3) ada satu titik api di Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan, dan dua titik api di Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat,” kata prakirawan Stasiun Meteorologi Palangkaraya, Alpon Sepriando, Sabtu (29/3).
Jadwal modifikasi cuaca di Riau dengan menyemai garam berpotensi mendatangkan hujan sampai 5 April. Selama sepekan terakhir penyebaran dioptimalkan agar membasahi lahan gambut yang masih membara hingga kedalaman 2 sampai 10 meter. ”Sampai saat ini belum diketahui jadwal modifikasi cuaca akan diperpanjang atau tidak. Ini sudah dimulai sejak 5 Maret,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Heru Widodo, Senin, di Jakarta. (FLO/WER/DKA/NAW)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000005792479
-
- Log in to post comments
- 170 reads