BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Perekonomian Maluku Lebih Tinggi Dari Nasional

Thursday, 28 August 2014
Perekonomian Maluku Lebih Tinggi Dari Nasional

Ambon - Perkembangan perekonomian di Maluku pada triwulan II tahun 2014 tercatat mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 7,99 persen (y.o.y).

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku, Ocky Ganesia, mengaku pertumbuhan ekonomi Maluku masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 5,21 persen (y-o-y).

“Pertumbuhan perekonomian Maluku triwulan II ini bukan hanya tumbuh melewati pertumbuhan ekonomi nasional saja namun juga melewati wilayah Sulawesi dan Papua yang hanya tumbuh 6,8 persen (y-o-y),” ungkap Ganesia, dalam keterangan persanya, kepada wartawan di Aula BI, Rabu (27/8).

Dari sisi pemerintahan, kata Ganesia, pertumbuhan ekonomi Maluku ini didorong oleh komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi yang masing-masing memilki pangsa/kontri­-busi sebesar 76,37 persen, 29,56 persen dan 5,60 persen.

Sementara disisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Maluku didukung oleh sektor-sektor utama, yakni sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran dan sektor jasa lainya, yang berturut-turut memberi kontribusi 29,50 persen, 27,00 persen dan 19,50 persen.

“Pertumbuhan ekonomiyang tergolong tinggi antara lain disebabkan karena adanya masa panen tanaman bahan makanan, adanya perayaan hari-hari besar keagamaan dan musim liburan sekolah dan kelanjutan proyek-proyek multi years pemerintah serta persiapan menjelang Ramadhan,” rincinya.

Selain itu, menurutnya, Pilpres 2014 juga cukup kuat menarik pertumbuhan ekonomi Maluku keatas, namun dengan andil/sumbangan yang menurun dibandingkan dengan andil/sumbangan Pileg pada triwulan I  pada tahun yang sama.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, untuk laju Inflasi Maluku triwulan II 2014 tercatat sebesar 8,86 persen(y.o.y), menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 8,94 persen (y.o.y). Dansecara umum tingkat Inflasi tahunan pada seluruh komponen disagregasi Inflasi, baik volatile food, administered price maupun core inflation lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata historisnya.

“Menurut kota, perhitungan inflasi di Maluku, Kota Ambon mengalami inflasi sebesar 9,14 persen (y.o.y) sementara untuk Kota Tual Inflasi 5,68 persen (y.o.y),” paparnya.

Dikatakan, untuk pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan III tahun ini diprediksikan dalam rentang 6,40-7,40 persen (y.o.y) atau akan mengalami perlambatan. Perlambatan tersebut dikarenakan seiring dengan berhembusnya angin timur yang menyebabkan tingginya curah hujan dan gelombang laut sehingga akan menghambat kinerja sektor primer dan sekunder serta dengan tingginya tarif listrik dan tarif angkutan laut dan udara, kinerja sektor sekunder dan tersier menjadi tidak optimal.

Faktor yang dapat menarik pertumbuhan ekonomi Maluku ke-atas, yakni Ramadhan dan Hari raya Idul Fitri, turunnya THR dan gaji ke-13 PNS, TNI/Polri serta pembangunan proyek-proyek MP3EI yang sebagian besar ditergetkan selesai pada akhir tahun ini.

“Sementara untuk laju Inflasi Maluku diperkirakan berada pada rentang 5,50-6,50 persen (y.o.y) dengan mencermati paparan resiko cuaca dan kebijakan pemerintah, sedangkan disektor keuangan Maluku diperkirakan akan tertahan disebabkan karena seiring dengan kebijakan kontraktif BI, namun risiko masih dalam kondisi yang amat stabil,” tandasnya. (Cr-1)
- See more at: http://siwalimanews.com/post/perekonomian_maluku_lebih_tinggi_dari_nasional#sthash.Afjp4p0d.dpuf

Related-Area: