BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Status Gunung Colo Jadi Waspada

GUNUNG API
Status Gunung Colo Jadi Waspada
Ikon konten premium Cetak | 27 Juni 2015

PALU, KOMPAS — Status Gunung Colo di Kecamatan Una-Una, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, sejak Rabu (24/6), ditingkatkan menjadi Waspada atau Level II dari sebelumnya Normal atau Level I. Peningkatkan status gunung dengan ketinggian 507 meter di atas permukaan laut itu menyusul adanya peningkatan kegempaan. Masyarakat sekitar dipersiapkan.

Berdasarkan informasi di situs Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jumat, selama 15-23 Juni, gempa dengan berbagai jenis meningkat. Dalam seminggu terakhir, gempa vulkanik dalam bisa mencapai 30 kali, gempa vulkanik dangkal 11 kali, dan minimal 4 kali gempa tektonik dekat. Padahal, sebelumnya gempa vulkanik dalam hanya 1-5 kali.

Peningkatan frekuensi gempa mengindikasikan peretakan batu di dalam tubuh gunung api akibat tekanan magma ke permukaan. Meski demikian, gunung di Pulau Una-Una tersebut belum menampakkan perubahan signifikan secara visual, seperti pergerakan air di kawah atau awan panas.

Gunung Colo pernah meletus pada 23 Juli 1983 atau 32 tahun silam. Gunung api bertipe strato dan berkawah itu menyemburkan awan panas ke arah tenggara dan barat daya. Kini, banyak warga bermukim di tepi pantai Pulau Una-Una bagian timur laut hingga tenggara. Wilayah itu masuk daerah rawan bencana yang berpotensi terdampak hujan abu, material pijar, dan awan panas.

Terkait hal itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Moh Ambia menyatakan mulai berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. "Kami segera mengumpulkan camat, kepala desa, dan tokoh masyarakat. Persiapan termasuk pengungsian. Kami terus pantau perkembangan gunung," katanya.

Peralatan sekolah

Para pengungsi Gunung Sinabung di sejumlah wilayah di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, mengharapkan adanya bantuan, terutama kebutuhan peralatan sekolah, seperti pakaian, alat tulis, dan buku. Menurut Koordinator Posko Pengungsi Desa Tiga Pancur, Kecamatan Simpang Empat, Karo, Bastanta Purba, ada 305 keluarga atau 982 pengungsi di Posko Pengungsi Desa Tiga Pancur di Kabanjahe.

Di antara pengungsi itu ada 8 pelajar TK, 124 pelajar SD, 66 pelajar SMP, 33 pelajar SMA, dan 8 pelajar SMK yang akan memulai tahun ajaran baru Juli ini. "Para orangtua tidak memiliki penghasilan lagi karena ladang yang jadi sumber penghasilan utama hancur akibat aktivitas Sinabung," katanya. (VDL/DRI)

Sumber; http://print.kompas.com/baca/2015/06/27/Status-Gunung-Colo-Jadi-Waspada

Related-Area: