BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Taiwan Jajaki Kembangkan Pertanian-Perikanan Sulsel

KERJA SAMA
Taiwan Jajaki Kembangkan Pertanian-Perikanan Sulsel
Ikon konten premium Cetak | 25 Januari 2016 Ikon jumlah hit 33 dibaca Ikon komentar 0 komentar

MAKASSAR, KOMPAS — Taiwan menjajaki peluang kerja sama pengembangan pertanian dan perikanan di Sulawesi Selatan. Taiwan menawarkan modal teknologi yang dimilikinya untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk-produk pertanian dan perikanan Sulsel.

Tahap awal dari kerja sama itu terwujud dalam seminar yang digelar Taipei Economic and Trade Office (TETO) Indonesia dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, Sulsel, Sabtu (23/1). Seminar itu menghadirkan pakar-pakar pertanian dan perikanan dari Taiwan dan Unhas sebagai pembicara.

Kepala Perwakilan TETO Indonesia Chang Liang-jen mengatakan, Taiwan memiliki kekuatan dalam teknologi pertanian dan perikanan untuk dibagi dengan Indonesia. Karena itu, pihaknya berencana membuat proyek rintisan untuk membantu pengembangan pertanian dan perikanan, terutama di Sulsel yang memiliki potensi besar dalam kedua sektor itu.

"Rencana proyek rintisan di Makassar ini akan baik pula untuk masa depan kawasan timur Indonesia," ujar Chang. Dalam tahap awal ini, TETO bersama Unhas akan merancang cetak biru kerja sama pengembangan pertanian dan perikanan sesuai kebutuhan tersebut.

Chang mengatakan, kerja sama ini nantinya dapat bermuara juga pada kerja sama investasi antarpengusaha kedua negara. "Kami siap memulai kerja sama ini," katanya.

Sementara itu, Direktur Taiwan Trade Center (Taitra) Jakarta Tony KL Lin, mengatakan, Sulsel memiliki posisi strategis sebagai wilayah hub untuk kawasan timur Indonesia. Potensi sumber daya ekonomi dalam bidang pertanian dan perikanan juga melimpah.

Ditingkatkan

Namun, potensi sumber daya pertanian dan perikanan itu perlu ditingkatkan agar tidak hanya dijual sebagai bahan mentah, tetapi juga komoditas olahan yang bernilai tambah tinggi. "Teknologi yang dimiliki Taiwan dengan bahan mentah yang dimiliki Indonesia dapat dipadukan untuk berkembang bersama," ucapnya.

Tony mengatakan, selama ini hubungan dagang antara Indonesia dan Taiwan terjalin begitu erat. Volume perdagangan per tahun sekitar 10 miliar dollar AS, dan Indonesia mengumpulkan surplus 2 miliar dollar AS dari hubungan ekspor-impor kedua negara.

Dalam pemaparan materi di seminar, Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Unhas Jamaluddin Jompa mengatakan, Sulsel merupakan salah satu daerah utama penghasil perikanan di Tanah Air. Pada tahun 2014, total produksi perikanan Sulsel lebih dari 3 juta ton.

Sulsel memiliki 1.937 kilometer panjang garis pantai dengan potensi pengembangan budidaya perikanan seluas 616.041 hektar. "Namun, potensi itu menghadapi sejumlah kendala, seperti degradasi lingkungan air, keterbatasan fasilitas produksi, serta minimnya kualitas sumber daya manusia dan dukungan institusi," ujarnya. (ENG)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2016/01/25/Taiwan-Jajaki-Kembangkan-Pertanian-Perikanan-Sulse