Dampak Erupsi
Tanaman Sayuran Rusak Terpapar Abu Vulkanik
27 Juli 2015
TERNATE, KOMPAS — Tanaman sayur-sayuran siap panen di tiga kelurahan di Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara rusak akibat terkena paparan abu vulkanik Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara. Luas tanaman sayuran yang rusak di Kelurahan Loto lebih dari 2 hektar. Adapun di Kelurahan Takome dan Togafo masing-masing tak lebih dari 1 hektar.
Tanaman sayur-sayuran milik warga di Kelurahan Loto, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, rusak setelah terpapar abu vulkanik Gunung Gamalama. Jarak lokasi tersebut dengan puncak gunung sekitar 2,4 kilometer. Hingga Minggu (26/7), gunung berketinggian 1.715 meter di atas permukaan laut itu dinyatakan masih pada level Waspada.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERINTanaman sayur-sayuran milik warga di Kelurahan Loto, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, rusak setelah terpapar abu vulkanik Gunung Gamalama. Jarak lokasi tersebut dengan puncak gunung sekitar 2,4 kilometer. Hingga Minggu (26/7), gunung berketinggian 1.715 meter di atas permukaan laut itu dinyatakan masih pada level Waspada.
Berdasarkan pantauan Kompas di Kelurahan Loto, Minggu (26/7), sebagian besar tanaman yang umumnya sawi dan kangkung itu menguning, bahkan ada yang mati. Lokasi tanaman tersebut berada sekitar 2,4 kilometer (km) dari puncak gunung.
Moro Jeregudu (52), warga, mengatakan, sejak Gamalama erupsi pada Kamis dua pekan lalu, guyuran abu terjadi hampir setiap hari. Kendati hujan abu mulai berkurang sejak Jumat pekan lalu, 2 hektar tanaman sayuran milik kelompok tani tidak bisa diselamatkan lagi.
Di luar lahan kelompok tani, Moro memiliki sekitar 2.000 pohon tomat, sekitar 2 km dari puncak. "Semuanya gagal panen. Tahun lalu, sekali panen sekitar Rp 20 juta dengan harga tomat saat itu Rp 24.000 per kilogram," katanya. Ia memperkirakan kerugian akibat kerusakan tanaman miliknya dan juga kelompok tani Rp 30 juta-Rp 40 juta.
Hasil panen itu umumnya dijual ke sejumlah pasar modern di Ternate yang berjarak sekitar 21 km dari lokasi itu. "Banyak yang langsung ke lokasi. Sayur yang kami tanam ini menggunakan pupuk organik," ujarnya.
Hingga kemarin, aktivitas vulkanik Gunung Gamalama masih tinggi. Muksin Ade (37), warga Loto lainnya, mengatakan, aktivitas gunung berketinggian 1.715 meter di atas permukaan laut tersebut terasa hingga ke permukiman warga.
"Setiap dini hari ada suara gemuruh gunung. Kami khawatir terjadi erupsi lebih besar lagi," katanya. Ia bersama sejumlah warga lainnya tidak mengungsi dan bertugas menjaga harta benda lain yang ditinggalkan warga mengungsi.
Menurut pantauan di pos komando aula serbaguna milik SMKN 2 Ternate, lebih dari 200 warga Togafo yang mengungsi dinyatakan sakit dan umumnya menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Selain karena terpapar abu vulkanik, kondisi pengungsian juga tidak memadai. Sebanyak 755 pengungsi menempati ruangan berukuran sekitar 15 meter x 6 meter. Kondisi tempat pengungsian warga Lotto di Pangkalan TNI Angkatan Laut Ternate dan Sanggar Kegiatan Belajar lebih baik.
Gunung Raung di Jawa Timur juga terus mengeluarkan asap kelabu. Ketinggian asap kelabu terpantau mencapai 1.000 meter pada Minggu pagi. "Arah asap kelabu terpantau ke barat dan barat daya," kata Burhan Alethea, petugas pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Songgon, Banyuwangi.
Paparan debu vulkanik tersebut menyebabkan Bandar Udara Blimbingsari, Banyuwangi, ditutup lagi pada Minggu pukul 09.00-16.00. Bandara ini sempat dibuka dan beroperasi normal sejak Kamis (23/7).
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Blimbingsari Sigit Widodo mengatakan, semua penerbangan dibatalkan, yaitu tiga penerbangan ke Banyuwangi dan tiga penerbangan dari Banyuwangi.
Sejumlah calon penumpang menyatakan akan mencari moda angkutan darat. "Saya dan suami serta anak saya akan ke Jakarta melalui Surabaya," kata Pratiwi, calon penumpang. (FRN/COK)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/07/27/Tanaman-Sayuran-Rusak-Terpapar-Abu-Vulkanik
- Log in to post comments
- 279 reads