KOMODITAS EKSPOR
Uni Eropa Bantu Petani Pala Siau
7 Februari 2017
MANADO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, terus membenahi mutu ekspor pala Siau ke sejumlah negara tujuan di Eropa dan Amerika.
Hal itu dilakukan bekerja sama dengan Uni Eropa (UE) yang memberikan bantuan lima unit alat pengering bagi petani. Pala Siau menjadi unggulan ekspor pala Indonesia.
Bupati Kabupaten Sitaro (Siau Tagulandang Biaro) Tonny Supit, di Manado, Sulawesi Utara, Senin (6/2), mengatakan, lima unit alat pengering bantuan UE dimanfaatkan petani untuk mengurangi kadar aflatoksin dari jamur pada tanaman pala. "UE sangat peduli dengan peningkatan mutu pala Siau. Pala Siau laku dijual di negara-negara Eropa," kata Supit.
Menurut Supit, UE juga memberikan pelatihan dalam menerapkan standar yang diakui secara internasional kepada petani, pedagang, dan eksportir pala.
Kepala Dinas Perdagangan Sulut Jenny Karouw mengatakan, UE juga memberikan Geographical Indication, mirip hak paten, bagi pala Siau dengan spesifikasi khusus. Spesifikasi itu membedakan pala produksi Siau dengan pala produksi daerah lain. Mutu pala Siau sangat khas dibandingkan dengan pala dari daerah lain.
75 persen pangsa pasar
Indonesia adalah produsen dan eksportir utama pala dunia yang menguasai 75 persen pangsa pasar dunia. Sebagian besar didominasi pala Siau. Ekspor pala Indonesia terbesar ditujukan ke beberapa negara UE, seperti Belanda, Jerman, Italia, Belgia, dan Perancis.
Menurut Karouw, total ekspor pala ke UE pada 2014 mencapai 32,1 juta dollar AS dengan total volume 2.874 ton. Ekspor itu cenderung meningkat setiap tahun dengan tren peningkatan 6 persen. Sulut meraih 30,6 juta dollar AS dari kegiatan ekspor biji dan fuli (kulit biji pala) pala pada 2016.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan Sulut Darwin Muksin mengatakan, Jerman menjadi tujuan utama ekspor pala Sulut.
Darwin menambahkan, pada akhir 2016, biji pala yang diekspor ke Jerman 29 ton dan menghasilkan devisa bagi negara 234.725 dolar AS.
Pemantauan di Sitaro, harga biji pala di tingkat petani sekitar Rp 70.000 per kilogram (kg), sedangkan harga fuli Rp 120.000 per kg. Pertengahan tahun lalu harga fuli Rp 145.000 per kg.
Komoditas pala menjadi tanaman andalan masyarakat Pulau Siau. Tanaman pala layaknya harta yang harus dijaga dan diwariskan kepada anak cucu. Memiliki pohon pala bagi orang Siau merupakan identitas sosial karena salah satu komoditas rempah termahal di pasar perdagangan internasional.
Sherly, pengusaha eksportir pala di Manado, mengatakan, produksi pala Siau membaik dari tahun ke tahun dengan proses pengeringan dilakukan sebelum ekspor. Sebelumnya, pala kadang dikembalikan karena mengandung aflatoksin di atas ambang batas. (ZAL)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/nusantara/2017/02/07/Uni-Eropa-Bantu-Petani-Pala-Siau
- Log in to post comments
- 181 reads