Bantuan Pendidikan
USAID Bantu Distribusi Guru di Indonesia
JAKARTA, KOMPAS — Untuk membantu pemerataan distribusi guru di Indonesia, Amerika Serikat melalui Badan untuk Pembangunan Internasional AS (USAID) memberikan bantuan 83,7 juta dollar AS atau sekitar Rp 1 triliun. Dana itu bagian dari program Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students.
Program bernama Prioritas itu berlangsung lima tahun, mulai dari 2012 hingga 2017. Kegiatan dilakukan di sembilan provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua, dan Papua Barat.
USAID bekerja sama dengan dua lembaga pendidikan tenaga keguruan di setiap provinsi. Terdapat pula 180 tenaga ahli pendidikan guna membantu pelatihan guru dan menyusun data.
”Tugas kami ialah mengumpulkan data distribusi guru di setiap provinsi, lalu membantu dinas terkait di daerah untuk menyusun solusi agar ketersediaan guru merata,” kata Kepala Program USAID Prioritas Stuart Weston. Hal itu disampaikannya di sela Lokakarya Nasional Kebijakan dan Pemerataan Guru, Selasa (14/10), di Jakarta.
Fokus utama program itu, kata Weston, ialah menciptakan suasana belajar menyenangkan di level SD dan SMP, terutama untuk materi membaca, matematika, dan sains; membuat lingkungan kelas lebih partisipatif; meningkatkan kualitas manajemen pendidikan, khususnya pengelolaan guru; serta meningkatkan kualitas pendidikan guru.
Direktur Misi USAID Indonesia Andrew Sisson mengungkapkan, AS memprioritaskan peningkatan kualitas pendidikan dasar ketika membantu pendidikan di negara berkembang, seperti Indonesia.
Bupati Bener Meriah, Aceh, Ruslan Abdul Gani mengatakan, program USAID membantunya memetakan distribusi guru. Berdasarkan pemetaan itu, dia membuat peraturan bupati pada 2013 yang mengatur guru untuk mengajar di lebih dari satu sekolah. ”Kami menerapkan guru mobile sehingga guru tak perlu meninggalkan sekolah asalnya. Keputusan ini mulai menyeimbangkan kebutuhan guru di pedesaan,” ujar Ruslan.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad mengakui tidak meratanya persebaran guru. Jumlah guru SD dan SMP di Indonesia sebetulnya melebihi kebutuhan. Contohnya, jumlah ideal guru SD ialah 1.128.479 orang. Kini, guru yang tersedia mencapai 1.210.724 orang. Namun, distribusi guru tidak merata. Sebagian besar terpusat di perkotaan. ”Kami memantau USAID Prioritas. Jika berhasil, kami akan mencontohnya untuk diterapkan di sejumlah provinsi,” kata Hamid. (A07/DMU)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000009476816
-
- Log in to post comments
- 377 reads