BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Gubernur: Peran Perempuan Penting dalam Budaya Antikorupsi

Gubernur: Peran Perempuan Penting dalam Budaya Antikorupsi
AntaraAntara – 29 menit yang lalu

Mataram (Antara) - Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH M Zainul Majdi mengatakan peran kaum perempuan sangat penting dalam upaya membangun budaya antikorupsi, karena dapat mengingatkan kaum laki-laki untuk tidak melakukan korupsi.

"Peran ibu-ibu sangat penting untuk memastikan bapak-bapak tidak korupsi, kalau ibu-ibu menuntut penghasilan berlebihan, lebih dari gaji suami, maka itu menyebabkan suami stres dan menempuh jalan tidak baik," kata Zainul pada pembukaan seminar pendidikan antikorupsi bagi keluarga organisasi perempuan di wilayah NTB yang digelar di Mataram, Selasa.

Seminar dihadiri lebih dari 300 orang peserta dari organisasi perempuan di wilayah NTB, dengan "keynote speech" Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB yang juga istri dari Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, yakni Hj Erica Majdi.

Pembicara dalam seminar tersebut yakni Wakil Ketua KPK M Busyro Muqoddas, dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Gandjar Bonaparta.

Busyro memaparkan peran keluarga dalam membangun budaya antikorupsi, sementara Gandjar menyajikan materi tentang memberantas korupsi, memberantas diri sendiri.

Seminar tersebut, terlaksana berkat kerja sama KPK dengan Pemerintah Provinsi NTB, yang didukung lembaga Australian Indonesian Partnership for Justice (AIPJ).

Pada kesempatan itu, Zainul meminta minta kaum perempuan terutama para istri pejabat agar dengan penuh tanggung jawab mengingatkan suaminya agar melaksanakan amanat sebagai pejabat atau penyelenggara negara.

"Ibu-ibu dengan penuh tanggungj awab bukan hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi juga lebih kepada ketika suami menduduki jabatan publik yang punya tanggung jawab besar, maka lebih besar lagi tanggung jawab ibu-ibu sebagai istri untuk memastkan suami atau keluarga melaksanakan amanat dengan sebaik-baiknya," ujar Gubernur NTB dua periode berturut-turut sejak 2008 itu.

Gubernur yang berasal dari kalangan ulama itu juga menyarankan KPK agar juga menggelar seminar serupa bukan hanya di kalangan organisasi perempuan di wilayah NTB, tetapi juga di kalangan pondok pesantren, dan tokoh agama.

Hal itu dimaksudkan agar para tokoh agama dan pengelola pondok pesantren, ikut memastikan agar nilai-nilai agama yang tidak membolehkan tindakan yang bertentangan dengan hukum, terus terpatri dalam jiwa umat dan seluruh masyarakat.

"Kami pun dari kalangan pemerintah daerah, senantiasa berkomitmen dalam pencegahan dan memberantas korupsi," ujarnya.(rr)

Sumber: http://id.berita.yahoo.com/gubernur-peran-perempuan-penting-dalam-budaya-antikorupsi-071835300.html