Masyarakat Ekonomi ASEAN
Swasta Pertanyakan Kesiapan Infrastruktur

JAKARTA, KOMPAS —Tahun depan, pasar bebas negara-negara di Asia Tenggara akan diterapkan. Kalangan swasta menilai, sosialisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN ini masih kurang. Selain itu, kesiapan infrastruktur pendukung pasar terbuka tersebut juga belum memadai.

Hal ini diungkapkan beberapa peserta Kongres Ekonomi ASEAN, di Jakarta, Rabu (2/4). Kongres tersebut diikuti perwakilan Pemerintah Indonesia, pemerintah negara Asia Tenggara, Dana Moneter Internasional, perwakilan Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, serta beberapa institusi perbankan nasional dan asing.

Peserta Kongres Ekonomi ASEAN, Wilson Andrew, mengatakan, meskipun penerapannya tinggal menghitung bulan, sosialisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) belum menyentuh para pelaku ekonomi. Banyak pelaku usaha yang belum paham bagaimana implementasi MEA di lapangan. Pelaku usaha juga belum sepenuhnya mengerti potensi pasar dan konsekuensi dari kebijakan tersebut.

”Saya kira harus ada tips dan kebijakan yang kuat untuk menjawab komitmen tersebut. Indonesia sebagai negara yang potensial harus menjalin kerja sama yang erat,” ujar manajer perdagangan internasional salah satu perusahaan swasta di Indonesia tersebut.

Namun, Komisaris Independen PT Bank Central Asia Raden Pardede berpendapat, beberapa sektor usaha masih tertarik menggarap pasar dalam negeri dibandingkan pasar luar negeri. Hal itu karena potensi yang dimiliki Indonesia masih terbuka luas. Tanpa diberi insentif pun, pengusaha akan lebih banyak fokus ke dalam negeri. ”Mau diberi insentif apa pun, kalau gulanya belum ada, akan sulit. Tetapi, ini tidak berlaku untuk beberapa sektor tertentu, seperti produk konsumer,” kata Raden.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, ada dua hal penting yang perlu dilakukan Indonesia, yaitu menjaga logistik dan infrastruktur serta meningkatkan sumber daya manusia. (A13)

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000005834803