KTT G-20
Abbott Yakin Dunia Tumbuh Sesuai Target
BRISBANE, KOMPAS — Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyampaikan optimismenya bahwa perekonomian dunia akan mampu tumbuh selama lima tahun ke depan sesuai dengan target yang ditentukan dalam Konferensi Tingkat Tinggi G-20. Para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam organisasi G-20 dinilai Abbott mampu bekerja untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dunia yang diinginkan.
”Kita percaya bahwa ekonomi dunia akan bertumbuh lebih dari 2 persen dalam lima tahun mendatang berkat hasil kerja yang baik dari para menteri keuangan dan pejabat-pejabat kita,” kata Abbott, Sabtu (15/11), di hadapan para pemimpin dunia, termasuk Presiden Joko Widodo, di Brisbane Convention and Exhibition Center, Australia, seperti dilaporkan koresponden Kompas di Brisbane, Harry Bhaskara.
Menurut dia, optimisme bahwa negara-negara anggota G-20 mampu melaksanakan target itu harus muncul dalam pertemuan mereka di Brisbane. ”Pesan inilah yang ingin saya tekankan dalam pertemuan dua hari ini,” ujar Abbott dalam pertemuan tahunan yang diikuti pemimpin 20 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia itu.
Indonesia
Presiden Jokowi menyampaikan rencananya untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi dunia yang ditentukan dalam pertemuan G-20. Ia berjanji, di bawah kepemimpinannya, pertumbuhan Indonesia akan lebih baik dan berkualitas.
Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, Indonesia dalam delapan tahun terakhir mampu tumbuh rata-rata 5,8 persen. Namun, pertumbuhan itu masih mengandalkan pertumbuhan kelompok berpendapatan menengah, yang jumlahnya sekitar 25 persen dari populasi penduduk Indonesia.
”Agenda prioritas yang saya jalankan bukan saja akan menjaga pertumbuhan kelompok berpendapatan menengah itu, tetapi justru menjadikan kelompok lainnya yang lebih besar, yaitu kelompok menengah bawah dan kelompok berpendapatan rendah, sebagai pilar pertumbuhan Indonesia yang akan lebih besar lagi ke depan,” kata Jokowi saat menyampaikan pandangannya dalam retret pemimpin G-20 di Brisbane, seperti dilaporkan wartawan Kompas, C Wahyu Haryo PS.
Menurut Jokowi, pola pertumbuhan yang menyeluruh dan bertumpu kepada kelompok-kelompok yang selama ini belum memiliki akses yang cukup terhadap pembangunan sejalan dengan tujuan bersama negara-negara G-20. Tujuan itu meliputi pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
”Itu adalah sumbangan Indonesia lima tahun ke depan untuk memulihkan perekonomiannya dan pada gilirannya juga kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi global,” kata Presiden.
Dalam pemaparan sebelumnya, Jokowi menceritakan pengalamannya melakukan reformasi struktural saat menjabat Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta. Langkah reformatif yang dilakukan meliputi perbaikan pembayaran pajak secara daring, penertiban kawasan kota dengan pendekatan dialog ke masyarakat, membangun sistem layanan terpadu perizinan satu atap, serta memperbaiki layanan pendidikan, kesehatan, dan pasar tradisional.
Reformasi lain yang dilakukan meliputi mengubah orientasi birokrasi dari memerintah menjadi melayani masyarakat dan perbaikan sistem promosi pejabat daerah berbasis kompetensi.
Dalam forum G-20, Jokowi juga menyampaikan pendekatan dialog langsung kepada masyarakat, yang disebut blusukan. Dengan cara itu, ia memperoleh masukan yang bukan saja sesuai dengan keinginan masyarakat, melainkan juga menghasilkan perbaikan sistem yang lebih efisien, transparan, dan akuntabel.
Jokowi ingin mengembangkan perubahan itu di tingkat nasional. Sejumlah prioritas reformasi struktural yang bakal dilakukannya antara lain meningkatkan daya saing nasional melalui penyederhanaan perizinan investasi dan membentuk layanan satu atap nasional. Di bidang pajak, ia menargetkan dapat meningkatkan rasio pajak terhadap produk domestik bruto menjadi 16 persen dari sekarang yang masih di bawah 13 persen.
Dalam hal reformasi anggaran, ia berencana mengurangi beban subsidi bahan bakar minyak dan memindahkan alokasi subsidi tersebut untuk pembiayaan infrastruktur jalan, pelabuhan laut, dan bandara. Pengalihan juga ditujukan untuk mendukung program kesejahteraan rakyat.
Terakhir, Jokowi ingin lebih banyak membangun infrastruktur sosial, yaitu pembangunan kualitas sumber daya manusia. Sebagai tahap awal, ia meluncurkan tiga program kesejahteraan, yaitu Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Keluarga Sejahtera.
”Berbagai upaya ini akan kami laksanakan secara simultan. Ini merupakan cara kami untuk mengatasi dan menghindari middle income country trap serta pemberantasan korupsi yang menjadi momok pembangunan Indonesia,” kata Jokowi.
Perubahan iklim
Kelompok masyarakat sipil (C-20) yang tergabung dalam kerangka G-20 mendesak Australia mengikuti jejak Amerika Serikat memerangi dampak perubahan iklim. Mereka ingin Australia memberikan bantuan nyata kepada negara-negara yang memerlukannya untuk mendukung perang terhadap dampak perubahan iklim.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010129097
-
- Log in to post comments
- 421 reads