BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Mata Najwa : Episode "Melihat Ke Timur"

Yth. Bapak/Ibu Mitra BaKTI, 

Mata Najwa sebuah program talkshow unggulan Metro TV yang dipandu oleh jurnalis senior, Najwa Shihab, kembali hadir pekan ini dalam episode Melihat ke Timur. Membahas isu-isu yang kerap disuarakan rakyat di kawasan Timur Indonesia. Mulai dari kesenjangan pembangunan, keamanan, hingga prestasi yang bermunculan. 

 

Di timur ada matahari, di timur pagi lebih dulu dimulai. Timur ialah dayung sampan dan kebun pala, harum cengkeh dan cendana, timbunan emas dan tembaga. 

Tapi timur menderita sejak lama, oleh pengakuan dan penyangkalan oleh penyatuan dan penghisapan. Jika memang ada timur dalam Indonesia, bagaimana agar mereka tak merasa tersia-sia?

Diawali dari Bumi Cenderawasih. Fakta berbicara, Papua hingga kini masih berkutat dengan kemiskinan dan ketertinggalan. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise berbagi kisah bagaimana perjuangan dirinya meraih gelar Profesor, gelar pertama untuk perempuan Papua. Bahkan dia juga menjadi perempuan pertama yang menjadi menteri.

Mata Najwa juga menghadirkan mutiara-mutiara Papua yang mengharumkan nama negara lewat kepintaran yang terbukti mampu bersaing di tingkat internasional. Alvionita Kogoya dan Ayu Prima Millenia Rogi, dua remaja putri Papua yang diasah dan digembleng Yohanes Surya, pendiri Surya Institute.  Menurut Yohanes Surya, Ayu dan Nita adalah anak genius dengan kemampuan yang menonjol.

Tidak hanya berkibar di dunia pendidikan. Mutiara hitam Papua juga berjaya di lapangan hijau. Pemain tim nasional Oktavianus Maniani bercerita di tengah keterbatasan berjuang mewujudkan cita-citanya sebagai pemain sepakbola profesional.

“Ayah saya nelayan, sementara ibu hanyalah bakar sagu. Saya punya motivasi hidup bermain bola bisa mengubah kehidupan keluarga. Jadi sejak kecil saya berusaha untuk menjadi pemain sepakbola. Menjadi kuli di pasar, kumpulin uang sedikit demi sedikit untuk membeli sepatu dan bola,” ungkap Oktavianus Maniani.

Tak hanya melihat Papua, malam ini, Mata Najwa juga menghadirkan tokoh perdamaian asal Maluku. Indonesia punya sejarah kelam dengan konflik SARA di Maluku. Namun, ada tangan-tangan terulur yang melawan tanpa kekerasan, meretas perdamaian, dan merangkul mereka yang bertikai. Jacklevyn Manuputy, tokoh agama pelopor rekonsilasi dan reintegrasi Kristen-Muslim di Ambon berbagi cerita soal provokator damai yang digagasnya. 

Sementara itu, Sani Tawainella memakai sepakbola untuk menghindarkan anak-anak di kampungnya terlibat dalam konflik. Sani yang juga mantan pemain tim nasional U-15, lebih memilih mengajak anak-anak di kampungnya bermain sepakbola,   mengajarkan toleransi,  menghindarkan pertikaian agama dan meraih prestasi. Bahkan kisah Sani menjadi inspirasi dan diangkat di layar lebar berjudul Cahaya dari Timur.

Bergerak, berbuat sesuatu, menjadi agen perubahan. Dari Nusa Tenggara Timur, ada cerita sekumpulan anak muda berbagi ilmu, bergerombol menjangkau wilayah yang terpencil. Menamakan diri sebagai Geng Motor iMuT. Geng motor biasanya erat kaitannya dengan rusuh, ngebut, berantem, namun geng motor iMuT memilih untuk memberikan kontribusi ke masyarakat. Kondisi geografis di wilayah Nusa Tenggara Timur sulit dijangkau transportasi umum, sehingga motor menjadi sarana kelompok muda ini untuk menyebarkan ilmu ke petani dan peternak. 

Noldy Perrly Franklin, Koordinator Geng Motor iMuT, memaparkan beberapa  beberapa inovasi yang mereka lahirkan, diantaranya, alat sederhana untuk menguapkan air laut untuk menghasilkan air tawar  serta  Digester Portable Biogas, yaitu satu set perangkat untuk mengolah kotoran ternak menjadi biogas.

Hadir juga, duo Srikandi asal NTT, Veronica Ata Tori dan Rambu Atanau yang baru saja diganjar penghargaan dari pemerintah Amerika Serikat sebagai tokoh perempuan yang membawa perubahan. Mereka mengajarkan perempuan untuk melek politik, juga menyadarkan perempuan berdaya.

Persoalan besar apa, sehingga ada jarak lebar antara Indonesia Timur dan Barat? Sudah tepatkah langkah yang diambil pemerintah saat ini untuk membangun kawasan Timur Indonesia? Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional, Budi Susilo Soepandji dan Guru Besar Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas, Alex Retraubun menjawabnya dalam Mata Najwa.

Sumber  http://matanajwa.com/read/articleview/242/3/Melihat%20Ke%20Timur

Saksikan Mata Najwa dalam episode Melihat ke Timur pada:

Hari/tanggal : Rabu 17 Juni 2015

Pukul          : 20.05 WIB di Metro TV


Salam,

Tim BaKTI

 

BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia- Eastern Indonesia Knowledge Exchange)

Jl. H. A. Mappanyukki No 32, Makassar 90125
T. (62-411) 832228 / 833383
F. (62-411) 852146
www.bakti.or.id
www.batukarinfo.com
www.facebook.com/YayasanBaKTI
www.twitter.com/InfoBaKTI