BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

6 Kabupaten di NTT Darurat Kekeringan

nomali Cuaca
6 Kabupaten di NTT Darurat Kekeringan
Ikon konten premium Cetak | 15 Februari 2016 Ikon jumlah hit 34 dibaca Ikon komentar 0 komentar

KUPANG, KOMPAS — Meski terjadi banjir dan longsor di sejumlah daerah karena hujan lebat, 6 dari 22 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur secara resmi mengumumkan perpanjangan waktu darurat kekeringan di daerah itu. Kabupaten terlama memperpanjang masa darurat kekeringan adalah Sabu Raijua, sampai dengan akhir Desember 2016. Enam kabupaten itu tidak mendapatkan hujan secara merata selama musim ini. Ancaman rawan pangan selama 2016 sangat tinggi.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Timur Melchias Liklikwatir di Kupang, Sabtu (13/2), mengatakan, keenam kabupaten yang memperpanjang masa darurat kekeringan itu adalah Sabu Raijua (dari Januari sampai dengan 31 Desember 2016), Sumba Barat Daya (28 Februari), Flores Timur (29 Februari), Sumba Barat (5 Maret), Sumba Timur (13 Maret), Sumba Tengah (20 Maret), dan Rote Ndao (30 Maret).

"Kabupaten lain juga mengalami kekeringan tetapi belum mengajukan masa perpanjangan darurat kekeringan. Perpanjangan masa darurat kekeringan ini sebagai salah satu upaya mendapatkan bantuan pemerintah terkait dampak kekeringan di daerah itu, terutama wilayah pesisir yang sampai hari ini masih kekurangan air bersih. Hampir sebagian besar wilayah pesisir di NTT belum mendapatkan hujan secara merata," kata Melchias.

Hujan secara merata dengan intensitas curah hujan cukup tinggi terjadi di wilayah barat NTT, yakni Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai, Ngada, dan Ende. Di daerah ini sudah terjadi hujan menyeluruh, bahkan sempat terjadi longsor dan banjir. Di kabupaten lain hujan belum menyeluruh meski telah terjadi hujan di sejumlah titik di daerah itu tetapi intensitas curah hujan sangat terbatas.

Ia mengatakan, kondisi hujan tahun ini sangat jauh berbeda dengan periode yang sama tahun 2015. Tahun lalu puncak hujan terjadi pada Januari-Februari, tetapi sampai saat ini hujan belum merata di semua wilayah NTT. Pihak BMKG memprediksi hujan di NTT masih berlangsung sampai dengan April, dengan puncak musim hujan terjadi pada akhir Februari-Maret.

Belum merata

Penjabat Bupati Sabu Raijua Yulius Uly mengatakan, Pemkab Sabu Raijua memperpanjang masa darurat kekeringan itu pada Januari-Desember karena sampai Februari hujan belum turun merata di Sabu Raijua.

"Ada hujan, tetapi terjadi sporadis, dan terbatas pada titik tertentu. Daerah pesisir sebagian besar belum turun hujan. Kalau ada hujan, hanya gerimis. Di wilayah pesisir ini sedang dikembangkan garam sehingga kekeringan itu tetap dimanfaatkan untuk usaha garam," kata Uly.

Ketua Komisi V DPRD NTT Winston Rondo meminta pemda setempat mendata secara akurat wilayah mana yang benar-benar gagal tanam dan gagal panen. Kekeringan itu berdampak besar terhadap hasil pertanian setempat sehingga harus dicarikan terobosan, bagaimana mengatasi gagal tanam, gagal panen, dan kesulitan air bersih.

Ia mengatakan, perpanjangan masa darurat kekeringan tidak sekadar menyangkut bantuan air bersih dari pemerintah, tetapi juga bagaimana mempersiapkan ketersediaan pangan dan air bersih di daerah itu. (KOR)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2016/02/15/6-Kabupaten-di-NTT-Darurat-Kekeringan

Related-Area: