BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Bantuan PAUD Ditingkatkan

Bantuan PAUD Ditingkatkan
Berbasis Sukarela, Kualitas Pendidikan Anak Usia Dini Masih Minim
Ikon konten premium Cetak | 31 Agustus 2015 Ikon jumlah hit 274 dibaca Ikon komentar 0 komentar

JAKARTA, KOMPAS — Penjaminan mutu pendidikan anak usia dini menjadi komitmen pemerintah sebagai bagian dari Gerakan Nasional Pendidikan Anak Usia Dini berkualitas. Untuk itu, pemerintah akan meningkatkan bantuan operasional tahun 2016 menjadi dua kali lipat dari tahun ini.

Pada tahun ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat menyediakan Bantuan Operasional untuk 74.848 lembaga. "Tahun depan, jumlahnya akan ditingkatkan dua kali lipat menjadi 158.700 lembaga," ujar Direktur Pembinaan PAUD Ella Yulaelawati, Minggu (30/8).

Bantuan itu akan diberikan bagi lembaga PAUD yang telah berdiri minimal setahun dan memenuhi persyaratan, antara lain memiliki nomor pokok wajib pajak. Bantuan diberikan Rp 5 juta hingga Rp 7,2 juta per tahun, bergantung pada jumlah peserta didik di lembaga PAUD itu.

Bantuan Operasional PAUD dapat digunakan untuk beragam keperluan terkait kegiatan belajar, misalnya untuk subsidi bantuan keringanan biaya pendaftaran peserta didik kurang mampu serta pembelian buku bacaan dan alat permainan edukatif.

Pemberian bantuan operasional juga salah satu strategi dalam membangun lembaga PAUD berkualitas. Berdasarkan data Direktorat Pembinaan PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada akhir 2014 jumlah lembaga PAUD di Indonesia lebih dari 188.000. "Namun, sebagian belum memenuhi standar PAUD dan perlu dibenahi kualitasnya," kata Ella.

Pendidikan anak usia dini berkembang atas inisiatif masyarakat karena kesadaran orangtua yang meningkat atas pentingnya stimulasi pada anak sejak dini. Namun, layanan pendidikan anak usia dini yang digagas masyarakat dengan kondisi seadanya itu butuh penguatan.

Sukarela

Di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, misalnya, berdasarkan pemantauan Kompas pada pekan lalu, layanan pendidikan anak usia dini (PAUD) hadir hingga di daerah terpencil atas inisiatif masyarakat. Hampir tiap dusun punya satu PAUD yang digagas masyarakat. Bahkan, ada kebijakan anak yang hendak masuk kelas I SD mesti memiliki surat keterangan mengikuti PAUD.

Terselenggaranya layanan PAUD lebih didasarkan kesukarelaan orang-orang yang peduli terhadap pendidikan anak bangsa. Tutor yang mengajar di PAUD rata-rata berpendidikan SMP hingga SMA yang melakukan tugas mereka secara sukarela, tanpa ada kepastian pembayaran.

Mereka mengajar PAUD supaya anak-anak kecil yang tadinya dibiarkan bermain begitu saja bisa mendapatkan kesempatan bermain sambil belajar di PAUD.

"Meskipun ada kesepakatan dari orangtua untuk bayar Rp 12.000 per bulan supaya dapat membantu pengembangan PAUD, nyatanya tiap bulan cuma sekitar dua orang yang bayar. Jadi, kami mengandalkan kesukarelaan dan panggilan untuk melayani," kata Eksalina Lauleti, tutor PAUD/KB Tunas Melati di Desa Tulleng, Kecamatan Lembur, Kabupaten Alor.

Bangunan PAUD itu pun ala kadarnya karena memakai rumah keluarga Eksalina. Anak-anak duduk di lantai karena ruangan yang dibagi tiga untuk dua kelas A dan satu kelas B sempit. Di halaman, hanya ada satu alat permainan perosotan.

Dukungan penguatan pendidikan PAUD dari Wahana Visi Indonesia (WVI) di Kabupaten Alor mendorong tutor PAUD untuk kreatif mengembangkan alat-alat permainan dari bahan yang ada di sekitar, termasuk dengan permainan tradisional.

"Penguatan kapasitas sebagai pendidik PAUD kami rasakan sangat membantu untuk membuat kami percaya diri dalam mengelola PAUD yang benar. Bantuan dana dari pemerintah daerah tidak tentu, tergantung proposal kami diterima atau tidak," kata Eksalina.

Dengan penguatan kapasitas tutor sukarelawan, para tutor dapat mengembangkan berbagai alat permainan edukatif yang dekat dengan keseharian anak.

"Tadinya kami tidak mengerti membuat alat permainan edukatif yang hanya bisa didapat di kota. Setelah dilatih, kami jadi berkreasi memanfaatkan lingkungan untuk membuat anak- anak PAUD bermain sambil belajar," kata Aleta Hinamalua, tutor PAUD Sayang Tiberias Malal, di Desa Pura Selatan. (ELN)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/31/Bantuan-PAUD-Ditingkatkan

Related-Area: