PEREKONOMIAN
Dinamika Regional Menguntungkan Indonesia
JAKARTA, KOMPAS — Dinamika regional ASEAN dan Asia menguntungkan perekonomian Indonesia untuk beberapa tahun mendatang. Keuntungan itu antara lain bergesernya basis produksi ke Indonesia.
Pengamat ekonomi Faisal Basri mengatakan, perkembangan sosial kawasan regional itu antara lain krisis politik di Thailand serta sengketa perbatasan Jepang dan Tiongkok. ”Sejak krisis politik di Thailand, terjadi pergeseran basis produksi otomotif ke Indonesia,” ujar Faisal, pekan lalu, di Jakarta.
Pergeseran basis produksi mobil ke Indonesia tidak saja meningkatkan pendapatan ekspor, tetapi juga menggerakkan perekonomian nasional.
”Indonesia sudah mengekspor 280.000 mobil. Dulu otomotif yang boros devisa, sekarang justru mendatangkan devisa. Jika kondisi ini bisa dipertahankan, kinerja ekspor tahun depan akan meningkat,” kata Faisal.
Secara terpisah, dalam diskusi panel CEO Networking 2014 di Nusa Dua, Bali, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengemukakan, peningkatan produktivitas menjadi kunci Indonesia untuk masuk Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dengan produktivitas yang meningkat, Indonesia dapat mengoptimalkan potensi pasar dalam negeri yang besar menjadi peluang yang menguntungkan.
Indonesia memiliki potensi dan keungulan di sektor manufaktur berbasis sumber daya alam dan pertanian serta manufaktur berskala besar. Selain itu, juga memiliki potensi pasar dalam negeri yang besar.
Dalam pidato kuncinya di pembukaan CEO Networking, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad mengajak pengusaha Indonesia agresif mengembangkan pasar dengan orientasi ekspor selain berproduksi untuk kebutuhan pasar dalam negeri.
Rupiah
Perihal nilai tukar, Faisal optimistis rupiah akan menguat pada tahun depan. Namun, ia mengkritik kebijakan suku bunga acuan (BI Rate), yang menurut dia, relatif tinggi.
Akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah menurut Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Rp 12.296 per dollar AS.
”Harga komoditas sudah di titik terendah dan diperkirakan tak akan turun lagi. Tinggal menunggu waktu untuk meningkat sehingga bisa mendongkrak kinerja ekspor. Ini salah satu yang akan mendorong penguatan nilai tukar rupiah,” katanya.
Ketua Komisi Tetap Fiskal dan Moneter Kamar Dagang dan Industri Indonesia Adler Haymans Manurung mengatakan, Indonesia perlu pembiayaan untuk mendorong perekonomian. Suku bunga tinggi membuat pembiayaan usaha meningkat.
Kepala Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral Bank Indonesia Iskandar Simorangkir menjelaskan, suku bunga acuan BI harus naik karena ekspektasi inflasi dari kenaikan harga bahan bakar minyak cenderung meningkat. (AHA/COK)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010540195
-
- Log in to post comments
- 122 reads