BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Gelaran Pekan Diplomasi Iklim 2020 Fokus Ubah Lingkungan untuk Masa Depan

Gelaran Pekan Diplomasi Iklim 2020 Fokus Ubah Lingkungan untuk Masa Depan
Sabtu, 24 Oktober 2020 19:50 WIB

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia bersama dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia meluncurkan kampanye global yang mengangkat aksi dan kolaborasi positif terkait perubahan iklim di seluruh dunia, Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa, Sabtu (24/10/2020).

Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa diselenggarakan mulai 24 Oktober - 6 November 2020 mengangkat tema Act Today for Our Tomorrow atau Beraksi Hari Ini untuk Masa Depan Kita.


"Saya mengucapkan selamat atas terlaksananya kegiatan tahunan Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa 2020, di tengah situasi yang sulit ini," tutur Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat virtual konferensi pers.

Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa 2020 menghadirkan 34 kegiatan yang diharapkan mendorong dialog dan kerja sama dalam mengantisipasi perubahan iklim, berbagi kisah sukses dan inspirasi untuk melakukan aksi.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket menyampaikan bahwa perubahan iklim, ditambah pandemi Covid-19 merupaka tantangan yang sangat besar bagi bumi kita.

"Kelompok pemuda dan masyarakat sipil di seluruh dunia telah berteriak lantang soal perubahan iklim, untuk membuat suara mereka terdengar. Mereka menuntut pemerintah, perusahaan-perusahaan dan kita semua untuk beraksi. Tidak diragukan lagi, bahwa kita harus segera beraksi sekarang demi masa depan kita," terang Piket.

Pemerintah Indonesia meningkatkan komitmen mitigasi perubahan iklim dengan memastikan kebijakan iklim masuk dalam perencanaan pembangunan nasional.
Indonesia telah meluncurkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2020-2024) "Hijau" pertama yang memasukkan Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim sebagai salah satu Prioritas Nasional.

"Di masa ini, kami menyadari pentingnya meningkatkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi dan pulih, serta membangun sistem kesehatan yang lebih baik adalah kunci dan juga penting untuk meningkatkan keberlanjutan sistem lainnya seperti ketahanan pangan, pengelolaan limbah dan keberlanjutan mata pencaharian untuk mengurangi potensi kerugian di masa depan," ucap Suharso.

Sementara di Eropa, mereka membangun kebijakan yang sangat besar dan komprehensif untuk merespons situasi iklim di dunia saat ini.

Kebijakan ini disebut European Green Deal yang merupakan peta jalan menuju ekonomi dan masyarakat EU yang betul-betul ramah lingkungan, sirkular dan netral karbon pada 2050.

"Kebijakan Green Deal ini ditujukan untuk Eropa, tetapi sadar bahwa kami perlu bermitra di seluruh dunia untuk dapat mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan di Perjanjian Iklim Paris. Inilah mengapa kami bermitra dengan Indonesia sebagai salah satu mitra terpenting kami, dari perspektif iklim dan global. Kami percaya, terdapat ruang yang sangat besar bagi EU dan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama di bidang pemulihan lingkungan hidup dan ekonomi sirkular," kata Piket.

Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa 2020 mengangkat lima persoalan utama perubahan iklim yakni hutan, laut, produksi dan konsumsi yang bertanggungjawab, ekonomi hijau, serta aksi iklim di kawasan urban.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan secara daring dalam bentuk webinar, sesi bincang, dialog, diskusi panel, lokakarya, hingga pemutaran film dan sejumlah kegiatan lainnya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gelaran Pekan Diplomasi Iklim 2020 Fokus Ubah Lingkungan untuk Masa Depan, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/10/24/gelaran-pekan-diplomasi-iklim-2020-fokus-ubah-lingkungan-untuk-masa-depan.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin

Related-Area: