Saatnya Tarik Wisatawan
Industri Pariwisata Dalam Negeri Perlu Dilindungi
31 Agustus 2015
JAKARTA, KOMPAS — Kondisi politik dan ekonomi di ASEAN, seperti Malaysia dan Thailand, perlu dimanfaatkan pelaku usaha Indonesia di sektor pariwisata untuk menarik wisatawan mancanegara. Pelaku usaha dan pemerintah perlu menyajikan paket-paket wisata yang menarik.
"Sudah menjadi hal lumrah, ketika di sebuah negara terjadi sesuatu, negara lain harus memanfaatkan peluang itu untuk mampu mengalihkan wisatawan dunia masuk ke negerinya. Seperti waktu terjadi bom Bali, negara-negara ASEAN mencoba mengalihkan wisatawan dunia untuk datang ke negaranya," kata Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Asnawi Bahar, di Jakarta, Minggu (30/8).
Hal penting yang perlu dilakukan adalah bekerja sama dengan pelaku industri wisata di daerah. Kerja sama saling menguntungkan akan memudahkan wisatawan mancanegara mendapatkan paket-paket wisata yang menarik. "Dengan cara itu, kita bisa merebut pasar dengan segala keunggulan yang dimiliki dan bisnis bisa berkembang secara berkesinambungan," katanya.
Menurut Asnawi, pasar yang harus digarap adalah pasar Timur Tengah dan Tiongkok. Kedua pasar itu sangat besar sehingga promosi harus terus-menerus dilakukan. Ia mengingatkan, segala upaya menarik wisatawan harus diikuti dengan upaya melindungi industri pariwisata dalam negeri.
Saat ini, banyak biro perjalanan daring yang tidak terdaftar resmi dan bisa menjual paket-paket wisata. Selain itu, biro perjalanan asing bisa masuk membawa rombongan wisatawan ke Indonesia.
Seharusnya, lanjut Asnawi, biro perjalanan asing menggandeng biro perjalanan lokal untuk perjalanan di dalam negeri. "Kami saja ditangkap kalau membawa sendiri wisatawan ke Singapura atau ke negara lain. Di sini dibiarkan," katanya.
Destinasi berkualitas
Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara optimistis industri pariwisata dalam negeri tidak terganggu akibat pelemahan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS dan situasi ekonomi politik di Malaysia. Sebaliknya, kedua kondisi itu diharapkan mampu meningkatkan gairah industri pariwisata di Indonesia.
"Bagi wisatawan, Indonesia sebenarnya mempunyai destinasi yang berkualitas. Daya tarik wisatanya juga lengkap, misalnya alam dan budaya. Selain itu, Indonesia mempunyai keunggulan lain, yakni biaya yang ditawarkan murah," tutur Ukus.
Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Didien Junaedy mengatakan, Indonesia mempunyai peluang untuk menarik wisatawan mancanegara yang lebih besar dari situasi ekonomi politik Malaysia saat ini. Ia menambahkan, potensi wisatawan asal Malaysia ke Indonesia juga cukup besar. "Mereka merupakan salah satu pasar bagi industri pariwisata lokal. Kehadiran mereka dapat dilihat di destinasi wisata di Bandung atau Yogyakarta," ujarnya.
Sesuai data Kementerian Pariwisata, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara asal Malaysia berdasarkan 19 pintu masuk utama adalah 647.957 orang selama Januari-Juni 2014. Pada periode sama 2015, jumlahnya 606.478 orang.
Perkembangan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia selama kurun waktu 2010-2014 mengalami peningkatan. Pada 2010, turis asing yang masuk ke Indonesia mencapai 7 juta orang. Adapun pada 2014, jumlahnya meningkat menjadi 9,4 juta orang. (MED)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/31/Saatnya-Tarik-Wisatawan
-
- Log in to post comments
- 111 reads