BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok di Kabupaten Kepulauan

Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok di Kabupaten Kepulauan
Kornelis Kewa Ama
Siang | 1 Februari 2016 13:39 WIB Ikon jumlah hit 238 dibaca Ikon komentar 0 komentar

SEBA, KOMPAS — Cuaca buruk yang mengganggu pelayaran telah memicu kenaikan harga bahan kebutuhan pokok dan bahan bakar minyak di wilayah kabupaten kepulauan di Nusa Tenggara Timur, seperti Kabupaten Sabu Raijua, Rote Ndao, dan Alor. Meski demikian, di wilayah tersebut masih tersedia stok untuk kebutuhan selama dua pekan.

Kapal milik pengusaha dari Makassar, Sulawesi Selatan, yang selama ini menyuplai bahan pokok di Sabu Raijua dan Rote pun tersendat karena kapal-kapal jenis perintis itu sulit berlabuh di dermaga.

Menurut Pelaksana Tugas Bupati Sabu Raijua Yulius Uly, sudah hampir dua pekan terakhir feri dan kapal perintis tidak sandar di dermaga Seba. Itu berarti suplai bahan pokok dan BBM pun tersendat.

"Kami berharap cuaca segera pulih sehingga feri dan kapal perintis masuk Sabu lagi. Saat ini ada kapal motor milik pengusaha dari Kupang mengangkut BBM ke Sabu dan Rote. Ada pula kapal pengusaha dari Makassar yang menyuplai beras, minyak goreng, telur ayam, dan kebutuhan lain ke dua kabupaten itu, tetapi kapal-kapal itu memilih tidak berlayar karena sulit berlabuh di dermaga. Kalau mereka datang pun terkadang pulang secara terpaksa karena tidak bisa berlabuh di dermaga," tutur Uly kepada Kompas di Seba, ibu kota Kabupaten Sabu Raijua, Senin (1/2/2016).

Ia mengatakan, gelombang laut di Pulau Sabu Raijua dan Rote berkisar 3-6 meter, disertai angin dengan kecepatan sampai 40 knot per jam. Kapal milik PT Pelni seperti KM Awu pun tidak bisa berlabuh di dermaga Seba atau Ba'a di Kabupaten Rote. Padahal, kapal dengan bobot sampai 5.000 GT ini menjadi andalan merealisasikan program pemerintah tentang tol laut Indonesia timur.

Pemerintah daerah Sabu telah mengingatkan pengusaha dan pedagang lokal agar masing-masing memiliki gudang khusus menyimpan bahan pokok untuk mengantisipasi cuaca buruk.

Harga bahan pokok di Sabu mengalami kenaikan. Harga beras, misalnya, terendah sebelumnya Rp 12.500 per kg naik menjadi Rp 14.000 dan tertinggi naik dari Rp 15.000 menjadi Rp 17.000. Harga telur ayam naik dari Rp 2.000 per butir menjadi Rp 3.000 per butir, gula pasir Rp 15.000 per kg menjadi Rp 17.000 per kg, minyak goreng curah Rp 14.000 per liter menjadi Rp 16.000 per liter. Sementara itu, harga BBM jenis premium naik dari Rp 18.000 per 1,5 liter menjadi Rp 20.000 per 1,5 liter, solar naik dari Rp 15.000 per 1,5 liter menjadi 17.000 per 1,5 liter, dan minyak tanah dari Rp 7.000 per 1,5 liter menjadi Rp 10.000 per 1,5 liter.

General Manager PT ASDP Kupang Arnoldus Yansen mengatakan, karena delapan feri tidak berlayar selama delapan hari terakhir, ASDP mengalami kerugian rata-rata Rp 250 juta per hari. Kerugian yang dimaksud adalah pemasukan dari penjualan tiket penumpang dan biaya konsumsi 250 karyawan ASDP, dengan uang makan per orang sekitar Rp 75.000 per hari. Meski kapal tidak beroperasi, karyawan tetap makan dan minum karena mereka terus bekerja.

"Rata-rata setiap tahun ASDP Kupang mengalami kerugian sampai Rp 5 miliar karena cuaca buruk dan kapal tidak berlayar. Namun, kami tidak memperhitungkan kerugian itu. Kami utamakan keselamatan penumpang. Feri harus tetap mengedepankan keselamatan dan kenyamanan penumpang selama berlayar," kata Yansen.

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2016/02/01/Cuaca-Buruk-Picu-Kenaikan-Harga-Kebutuhan-Pokok-di

Related-Area: