TRANSPORTASI
Kereta Cepat Butuh Pertimbangan Matang
12 Agustus 2015
JAKARTA, KOMPAS — Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang ditawarkan Tiongkok dan Jepang membutuhkan pertimbangan matang. Banyak analisis yang belum dimasukkan dalam penentuan pihak yang akan mengerjakan proyek tersebut.
Dalam beberapa dokumen dan memo dari sejumlah kementerian mengenai kereta cepat yang didapat Kompas, Selasa (11/8), disebutkan, masih banyak analisis yang perlu dilakukan, seperti analisis pasar, analisis kepentingan nasional, analisis pembiayaan, analisis keekonomian, analisis pasca implementasi, dan beberapa analisis lain.
Dalam salah satu memo juga disebutkan, perbaikan jalur ganda Jakarta-Bandung sebenarnya bisa menekan waktu tempuh dari 180 menit saat ini menjadi sekitar 70 menit. Angka ini hanya berbeda 40 menit dibandingkan dengan proposal kereta cepat itu. Untuk perbedaan waktu tempuh sebesar itu, menurut memo itu, investasi kereta cepat dinilai lebih mahal.
Meski demikian, hingga kemarin, Tiongkok dan Jepang terus melakukan lobi kepada pemerintah. Pemerintah menyatakan, pada akhir Agustus, pihak yang mengerjakan proyek sudah ditentukan.
Kepala Bagian Ekonomi Kedutaan Jepang Yoshiko Kijima mengatakan, proposal Jepang sudah dikirim bulan lalu ketika utusan khusus Perdana Menteri Jepang menemui Presiden Joko Widodo. Dalam proposal itu diyakinkan, Indonesia akan memulai proyek kereta cepat yang dibangun dan dioperasikan orang Indonesia pada waktunya. Untuk itulah, Jepang akan menawarkan proyek yang secara keselamatan, teknologi, dan pembiayaan layak kepada Indonesia.
Kijima menambahkan, proyek kereta cepat ini telah dimulai melalui studi kelayakan sejak tiga tahun lalu dan baru selesai Maret 2015. Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan sejumlah kementerian Indonesia melakukan studi kelayakan itu dengan melibatkan konsultan dari Jepang dan Indonesia. Jepang mengirim sejumlah ahli terkait dengan proyek ini.
"Proyek ini merupakan proses yang panjang. Kami percaya bahwa kereta Jepang lebih aman, lebih layak secara finansial, dan mempunyai teknologi yang modern. Saya juga yakin proyek ini memberikan keuntungan kepada rakyat dan Pemerintah Indonesia. Untuk itu, kami berharap Pemerintah Indonesia menimbang kedua proposal itu secara fair dan transparan," katanya.
Sementara itu, kemarin, Menteri Pembangunan Nasional dan Komisi Reformasi Tiongkok Xu Shaoshi menemui Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago di Jakarta.
Pemerintah Tiongkok siap membiayai seluruh investasi dalam proyek pembangunan jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung. Beberapa aspek menjadi pertimbangan pemerintah untuk memutuskan investor yang dilibatkan, seperti pemakaian kandungan lokal dan kualitas barang.
Berita Terkait
Berbagai Aspek Dikaji [Konten premium] Cetak | 12 Agustus 2015
Xu Shaoshi mengatakan, pihaknya sangat berharap dukungan dari Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan proyek ini. Pihaknya berjanji akan terus berkomunikasi secara intensif dengan Pemerintah Indonesia untuk membahas hubungan kerja sama kedua negara.
"Tiongkok sudah menawarkan untuk terlibat dalam proyek ini dan nanti tidak ada anggaran yang kami keluarkan lewat APBN. Nilai investasinya sekitar 5,5 miliar dollar AS. Ada beberapa keunggulan dari yang mereka tawarkan," ujar Andrinof.
Salah satu keunggulan tersebut, lanjutnya, adalah pengembalian yang relatif lebih ringan. Pihak Tiongkok, katanya, juga menyatakan sanggup menyelesaikan proyek tersebut dalam kurun tiga tahun. Pemerintah sedang mempelajari proposal yang ditawarkan Tiongkok dan Jepang. Dalam dua pekan ke depan sudah ada keputusan.
Tidak membebani APBN
Secara terpisah, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan juga mengatakan, pihaknya berharap proyek itu tidak menggunakan APBN dan tidak meminta jaminan dari pemerintah.
Dengan melihat biaya kereta cepat yang mencapai lebih dari Rp 60 triliun, sebenarnya biaya itu bisa digunakan untuk membangun kereta api di sejumlah daerah.
Jonan mencontohkan Trans- Sulawesi yang hanya menelan biaya Rp 35 triliun-Rp 45 triliun, kereta Trans-Sumatera sekitar Rp 45 triliun, dan Pelabuhan Makassar New Port sebesar Rp 45 triliun.
(NAD/HRS/CHE/MED/ARN/SEM/APO/NDY/HEN/MAR)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/12/Kereta-Cepat-Butuh-Pertimbangan-Matang
-
- Log in to post comments
- 89 reads