asi eksklusif
Komitmen Fasilitas Kesehatan Belum Optimal
JAKARTA, KOMPAS — Komitmen fasilitas layanan kesehatan mendukung keberhasilan ibu menyusui belum sepenuhnya terlihat. Padahal, fasilitas kesehatan berperan penting dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Bahkan, regulasi tentang pemberian ASI eksklusif sudah ada sejak dua tahun lalu.
Wakil Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar, Jumat (21/11), mengatakan, tak banyak fasilitas layanan kesehatan yang punya kebijakan tertulis untuk mendukung pemberian ASI eksklusif. Termasuk di dalamnya kebijakan tidak bekerja sama dengan industri susu formula.
”Masih banyak laporan dari masyarakat yang menginformasikan fasilitas layanan kesehatan kurang mendukung pemberian ASI eksklusif. Komitmen ini sulit dilaksanakan, padahal sebenarnya mereka bisa. Apalagi sudah ada peraturan pemerintah yang mengaturnya,” ujarnya. Saat berkunjung ke sejumlah fasilitas layanan kesehatan di DKI Jakarta, masih ada ruang khusus bayi sehat dan tak ada fasilitas rawat gabung di fasilitas layanan kesehatan.
Menurut Nia, banyak pengelola fasilitas kesehatan beralasan tak adanya rawat gabung karena pasien tidak menghendaki rawat gabung. ”Kalau kondisinya seperti itu, ya, ibu itu perlu dikonseling. Jangan-jangan ibu tersebut belum mengerti. Fasilitas kesehatan seharusnya juga memberi konseling,” katanya.
Melalui Tim 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui, Nia menjadi penilai fasilitas kesehatan di sejumlah provinsi. Tim itu diberi tugas Kementerian Kesehatan untuk menilai sejauh mana penyedia layanan kesehatan di sembilan provinsi yang ditunjuk melaksanakan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui. Fasilitas kesehatan yang dinilai adalah rumah sakit umum daerah, RS swasta, dan puskesmas.
Nantinya, fasilitas kesehatan yang telah menjalankan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui secara penuh akan ditetapkan sebagai rujukan tempat belajar bagi fasilitas kesehatan lain di daerahnya. Fasilitas seperti itu yang disebut sebagai fasilitas layanan kesehatan sayang bayi.
Sembilan provinsi yang ditunjuk itu merupakan daerah dengan target penurunan angka kematian bayi yang besar. Kesembilan provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.
Penilaian lapangan baru dilakukan di DKI Jakarta, yakni di RSUD Koja, Puskesmas Koja, dan RS Hermina Daan Mogot.
Ketika meresmikan Taman Pengasuhan Anak Serama Kementerian Kesehatan, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, Kemenkes terus mendorong agar seluruh fasilitas layanan kesehatan mendukung pemberian ASI eksklusif. Oleh karena pemberian ASI eksklusif berdampak positif pada penurunan kematian bayi.
Nila menilai implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang ASI Eksklusif berjalan baik. Selain penyedia layanan kesehatan dan kantor pemerintah, pengelola tempat kerja dan sarana umum harus mendukung pemberian ASI eksklusif. (ADH)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010240940
-
- Log in to post comments
- 418 reads