musim tanam
Petani NTT Kekurangan Bibit Jagung
KUPANG, KOMPAS — Petani Nusa Tenggara Timur kekurangan 11.000 ton bibit jagung dari total kebutuhan 12.000 ton. Pemerintah dan swasta hanya mampu membantu 1.000 ton. Jadi, untuk menutupi kekurangan 11.000 ton itu, petani terpaksa membeli bibit di pasar tradisional dengan harga Rp 5.000-Rp 60.000 per kilogram.
Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanes T Ruba di Kupang, Jumat (5/12), mengatakan, sumber bibit jagung dari dana APBD provinsi sebanyak 300 ton serta bantuan APBN, swasta, dan lembaga swadaya masyarakat sekitar 700 ton sehingga total bibit yang disiapkan mencapai 1.000 ton.
Luas lahan jagung yang disiapkan petani 300.000 hektar, tersebar di 22 kabupaten/kota di provinsi yang sejak 2010 dideklarasikan sebagai provinsi jagung itu. Rata-rata untuk 1 hektar dibutuhkan bibit 25 kg sehingga total jagung yang diperlukan petani sebanyak 12.000 ton.
Kekurangan bibit setiap tahun disiasati oleh petani dengan membeli di pasar dan toko yang menyediakan jagung meski kualitasnya diragukan. Harga bibit jagung itu bervariasi, Rp 5.000-Rp 60.000 per kg.
Direktur Yayasan Animasi Timor Tengah Selatan Martinus Krivo mengatakan, benih bantuan dan benih subsidi pemerintah sampai hari ini belum sampai ke petani. Biasanya bibit jagung dari pemerintah datang pada Februari-Maret saat petani sudah selesai menanam karena harus melalui proses tender yang berbelit-belit.
Bibit yang datang terlambat sebagian terpaksa dijual oknum tertentu kepada pedagang atau pengusaha dan kemudian pengusaha menjual kembali di toko dengan harga sampai Rp 60.000 per kg. Bibit juga kebanyakan jenis hibrida sehingga proses tanam, pemupukan, dan pertumbuhan pun butuh perlakuan khusus.
Anggota DPRD NTT, Yucundus Lepa, mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT sejak 2010 mendeklarasikan provinsi tersebut dengan sebutan provinsi jagung, ternak, cendana, dan koperasi. Pemerintah daerah pun mengklaim berhasil memproduksi jagung rata-rata 750.000 ton per tahun. Namun, realitanya, bibit jagung saja sulit diperoleh petani. (KOR)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010505355
-
- Log in to post comments
- 257 reads