BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Tak Mau Lagi Jadi TKW, Ratusan Perempuan Muda NTT Pilih Jadi Petani

Tak Mau Lagi Jadi TKW, Ratusan Perempuan Muda NTT Pilih Jadi Petani
Rabu, 7 Oktober 2015 | 20:35 WIB
Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere

SOE, KOMPAS.com - Lebih dari 100 orang perempuan muda di Desa Tublopo, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, beralih profesi menjadi petani, lantaran enggan menjadi tenaga kerja wanita (TKW) ke luar negeri.

Hasil kerja keras para perempuan muda dampingan Plan International Indonesia, khususnya dalam proyek pemberdayaan ekonomi kaum muda perempuan (Youth Women Economic Empowerment) yang membentuk kelompok tani sejak 1 Februari 2013 itu, kini sudah menelurkan hasil positif.

Para petani perempuan ini sukses menggelar acara panen raya dan pameran komoditas holtikultura berupa sayur dan buah-buahan. Tak tanggung-tanggung panen dan pameran hasil holtikultura itu, dihadiri Wakil Bupati TTS, Obed Naitboho bersama Country Director Plan International Indonesia, Mingming Remata Evora dan sejumlah pejabat lainnya.

Anggota kelompok tani Keluarga Selan, Esni Selan, mengaku menjadi petani memberi banyak manfaat salah satunya mengurangi pengangguran di desanya. Selama ini desanya menjadi salah satu penyumbang terbesar tenaga kerja wanita (TKW) ke luar daerah maupun luar negeri.

“Dari pada kami kerja di luar negeri, lebih baik kami jadi petani di tanah kami sendiri. Di kampung kami, sudah banyak perempuan yang tidak lagi jadi TKW ke luar negeri, tetapi semuanya jadi petani. Kendala kami saat ini hanya pada air saja yang tidak ada, Kami sekarang berusaha dan bekerja sama dengan Plan Internasional Indonesia sehingga sudah bisa dapat air,” kata Esni.

Sementara itu Wakil Bupati TTS, Obet Naiboho mengatakan penyumbang terbesar kemiskinan di NTT adalah Kabupaten TTS dengan persentase mencapai 27, 44 persen. Sehingga salah satu program untuk mengatasi masalah kemiskinan itu yakni dengan memanfaatkan lahan yang ada guna meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Tenaga kerja khususnya pemuda pemudi di Kabupaten TTS, sebanyak 326.000 orang atau 30 persen dari jumlah penduduk di TTS, adalah masih menganggur, sehingga program ini sangat membantu masyarakat di TTS," kata Obet.

"Kami lebih banyak mencari kerja di luar negeri maupun di pulau lain, dan kerjanya pun sama yakni mengolah lahan, sehingga kami sangat bangga dengan petani perempuan ini yang didukung oleh Plan Internasional Indonesia,” lanjut dia.

Obet sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Plan Indonesia yang yang telah bekerja meningkatkan taraf pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di daerah itu selama belasan tahun.

Di tempat yang sama, Country Director Plan International Indonesia, Mingming Remata Evora, mengatakan, sebagian hasil panen yang dipamerkan ini akan langsung dibeli para pemasok sayur dan buah di sejumlah hotel dan supermarket di Kupang.

“Hari ini kami melihat langsung hasil kerja para perempuan muda, yang aktif terlibat dalam proyek YWEE. Panen sekaligus pameran hasil panen ini menunjukkan bahwa perempuan bisa produktif dan mandiri di bidang ekonomi. Kemampuan ini tentu memberi dampak positif bagi perekonomian keluarga mereka,” kata Mingming.

Dia menegaskan, sebagai organisasi pengembangan masyarakat yang berpusat pada anak, Plan memiliki perhatian dan berkepentingan untuk memberdayakan kaum muda. Di Indonesia, ada sejumlah proyek yang diimplementasikan Plan, untuk memberdayakan ekonomi kaum muda, terutama perempuan.

“Di TTS dan Timor Tengah Utara (TTU), Plan melihat bahwa penguatan kapasitas perekonomian perempuan yang paling pas yakni sektor pertanian holtikultura,” ujarnya.

Proyek YWEE di TTS dan TTU dimulai sejak 1 Februari 2013, dan akan berakhir pada awal tahun 2016. Proyek yang mendapat dukungan dana dari Uni Eropa ini menjangkau sekitar 3.000 kaum muda, terutama perempuan berusia 15-29 tahun. Sebelumnya, para perempuan muda itu mendapatkan pelatihan teori dan praktek mengolah lahan holtikultura. Mereka dihimpun dalam kelompok-kelompok kecil di masing-masing desa.
Penulis    : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere
Editor     : Ervan Hardoko

Sumber: http://regional.kompas.com/read/2015/10/07/20355231/Tak.Mau.Lagi.Jadi.TKW.Ratusan.Perempuan.Muda.NTT.Pilih.Jadi.Petani

Related-Area: