BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Investasi Membangun Infrastruktur

Pariwisata Bahari
Investasi Membangun Infrastruktur

JAKARTA, KOMPAS Pariwisata bahari menjanjikan potensi besar untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara. Pembangunan infrastruktur dan promosi menjadi prioritas kebijakan yang harus segera dilakukan. Investasi juga perlu terus digalakkan, tidak hanya bagi investor asing, tetapi juga investor dalam negeri.

Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty, seusai peluncuran buku Alor Underwater, Senin (15/12), di Jakarta, menyebutkan, wisata bahari masih kurang diminati pelancong. Jenis wisata ini berada di peringkat ketiga dalam daftar tujuan yang paling diminati wisatawan domestik dan mancanegara. Peringkat pertama adalah wisata kuliner dan belanja, peringkat kedua cagar budaya (heritage) dan religi.

”Merujuk pada peta besar Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mengembangkan sektor kelautan, kami berupaya keras untuk mengembangkan potensi pariwisata bahari,” ujar Esthy.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah memperluas media promosi. Kementerian Pariwisata sedang mengembangkan konsep pariwisata elektronik (e-tourism), yaitu mengajak fotografer bawah laut untuk memotret keindahan bawah laut Indonesia, menulis, serta menyiarkannya ke dalam blog ataupun jejaring sosial.

Upaya ini cukup membuahkan hasil. Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya menyampaikan, pihaknya telah meluncurkan kumpulan foto taman laut Alor dalam bentuk buku. Dia mengajak sejumlah fotografer bawah laut untuk mengerjakan proyek tersebut dalam waktu seminggu. Peluncuran buku dilakukan di Jakarta, kemarin.

”Nusa Tenggara Timur memiliki beberapa titik penyelaman terindah di Indonesia yang tidak kalah dengan Raja Ampat (Papua Barat). Setelah taman laut Alor, kami masih ada taman bawah laut Lembata, Riung, Maumere, dan Labuan Bajo. Kami berniat mengajak masyarakat dan fotografer bawah laut menyusun seri buku foto tentang tempat-tempat tersebut,” ungkap Frans.

Sementara itu, Direktur Perancangan Destinasi dan Investasi Pariwisata Direktorat Jenderal Pengembangan Pariwisata Kementerian Pariwisata Frans Teguh menyatakan, wisata alam yang termasuk wisata bahari hanya diminati 35 persen wisatawan.

”Pariwisata bahari seharusnya bisa menyedot 70 persen pelancong datang ke Indonesia. Permasalahannya adalah infrastruktur ke lokasi masih minim. Pembangunannya pun kami tidak bisa melakukan sendiri. Perlu kerja sama dengan kementerian lain yang terkait,” tutur Frans Teguh.

Untuk menuju taman laut Alor, misalnya, jumlah penerbangan hanya ada dua kali. Itu pun dilayani oleh satu maskapai. Pelancong juga harus mendarat di Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur, lalu melanjutkan penerbangan ke Alor. Biaya transportasinya cukup mahal. (MED)

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010683118

Related-Area: