kemanusiaan
UNHCR Tangani 10.000 Pencari Suaka di Indonesia
MAKASSAR, KOMPAS — Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi Perwakilan Indonesia sedang menangani sekitar 10.000 pengungsi dan pencari suaka di Indonesia. Mereka berasal dari Afganistan, Myanmar, dan sisanya dari sejumlah negara lain.
”Masih ada 10.000 pengungsi dan pencari suaka yang tercatat di UNHCR Perwakilan Indonesia. Mereka tersebar di seluruh Indonesia. Sebanyak 3.000 orang di antaranya berada di rumah detensi imigrasi. Kami mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang walau belum menandatangani konvensi soal pengungsi tetapi membuka pintu untuk memberi tempat sementara bagi pengungsi,” ujar Thomas Vargas, Kepala Perwakilan UNHCR untuk Indonesia, di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (27/11).
Menurut Vargas, daripada negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand, jumlah pengungsi dan pencari suaka di Indonesia jauh lebih kecil. Di Thailand terdapat 130.000 pengungsi dan di Malaysia sekitar 90.000 orang.
”Kami bekerja sama dengan Pemerintah RI mencari solusi terhadap persoalan mereka. Intinya mereka adalah orang-orang yang merasa tidak aman di negaranya karena berbagai persoalan, di antaranya konflik dan perang. Maka, tugas UNHCR mengurus mereka, mencarikan tempat yang aman, tempat yang ingin mereka jadikan tujuan sembari menunggu situasi negara mereka aman hingga mereka bisa kembali,” ujar Vargas.
Saat ini, menurut Vargas, ada beberapa negara yang membuka diri dan siap menampung pencari suaka, seperti Amerika, Australia, Selandia Baru, dan Kanada. Namun, katanya, Australia belakangan sering menolak pencari suaka yang menggunakan kapal. Hal ini bukan sesuatu yang baik.
Terkait pencari suaka yang ada di rumah detensi militer, Vargas mengatakan, mereka juga diurusi UNHCR. Banyak pengungsi yang sebenarnya bukan pencari suaka, tetapi masuk dan mengaku pencari suaka. Di Makassar terdapat 164 pencari suaka yang ditampung di rumah detensi militer.
”Mereka untuk sementara ditampung di rumah detensi, tetapi kami ikut mencari solusi untuk mereka. UNHCR juga meregistrasi, termasuk menganalisis soal alasan kedatangan mereka,” kata Madyah Rahmi Lukri, Protections Associates UNHCR, di Makassar. (REN)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010363917
-
- Log in to post comments
- 470 reads